Hari ini saya mulai rapat untuk pertama kalinya dengan panitia 17an yang baru dibentuk kemarin. Dan lagi-lagi yang datang hanya segitu. Dan saya sedikit kecewa dengan anggota laki-laki yang enggan bergabung dengan anggota perempuan. Mereka lebih senang duduk di luar daripada duduk di dalam bersama kami.
Dan saya makin kecewa karena mengetahui beberapa anggota laki-laki ada yang pernah berorganisasi tapi mereka enggan gabung. Jadi, apa yang mereka pelajari dari sebuah organisasi?
Ya... maklumlah. Karena panitia 17an kali ini kebanyakan adalah anak-anak SMP dan SMA (yang notabene baru pertama kali jadi panitia 17an). Dan hanya saya dan teman masa kecil saya, Reza, yang sudah kuliah. Saya berasa tua deh...
By the way, rapat kali ini agak molor. Harusnya mulai jam 4 sore tapi kebanyakan anak baru datang jam setengah 5 sore.
Tipikal makluk hidup yang tinggal di Indonesia; ngaret. Hihihi... Saya pernah mikir, kapan orang Indonesia bisa 'berubah' ya? Seperti bisa datang tepat waktu gitu. Saya juga pernah mikir, kapan saya bisa menjadi manusia tepat waktu. Tapi nyatanya sulit. Karena setiap saya mau tepat waktu, saya selalu terjebak di dalam mimpi (baca: ketiduran).
Lanjut lagi soal rapat. Akhirnya rapat dimulai jam setengah 5. Karena banyak yang belum kenal satu sama lain, maka diawal rapat saya suruh mereka untuk mengenalkan diri masing-masing. Hehehe...
Setelah sudah kenal satu sama lain, saya dan yang lainnya mulai rapat hingga setengah 6 sore. Karena kami gak buka puasa bersama, maka kita pulang ke rumah masing-masing dan lanjut rapat setelah adzan Isya.
Dan karena banyak yang sholat Tarawih, maka yang lanjut rapat cuma sebagian anak. Dan untungnya sebagian anak itu adalah anak-anak 'inti'.
Kita lanjut rapat sampe jam 10 malam.
Dan saya baru tau kalau Pak RT saya itu adalah orang yang selalu menganggap serius sesuatu. Dimulai dari celetukan Bang Oan, yang nimbrung rapat kita, ke Pak RT soal kaos panitia.
Sebenarnya dari zaman saya kecil, setiap 17an, panitia selalu pakai baju seragam. Jadi gak heran kalau ada yang tanya soal baju panitia. Hihihi...
Setelah celetukan Bang Oan itu, si Pak RT kelihatan seperti mikir keras soal baju panitia itu. Padahal kita-kita sih gak masalah kalau gak pakai baju yang sama. Jadi gak tega gitu lihat si Pak RT.
Tapi kalau jadi dikasih baju panitia, kita-kita sih gak nolak. Hihihi... :p
@theaarbar
Dan saya makin kecewa karena mengetahui beberapa anggota laki-laki ada yang pernah berorganisasi tapi mereka enggan gabung. Jadi, apa yang mereka pelajari dari sebuah organisasi?
Ya... maklumlah. Karena panitia 17an kali ini kebanyakan adalah anak-anak SMP dan SMA (yang notabene baru pertama kali jadi panitia 17an). Dan hanya saya dan teman masa kecil saya, Reza, yang sudah kuliah. Saya berasa tua deh...
By the way, rapat kali ini agak molor. Harusnya mulai jam 4 sore tapi kebanyakan anak baru datang jam setengah 5 sore.
Tipikal makluk hidup yang tinggal di Indonesia; ngaret. Hihihi... Saya pernah mikir, kapan orang Indonesia bisa 'berubah' ya? Seperti bisa datang tepat waktu gitu. Saya juga pernah mikir, kapan saya bisa menjadi manusia tepat waktu. Tapi nyatanya sulit. Karena setiap saya mau tepat waktu, saya selalu terjebak di dalam mimpi (baca: ketiduran).
Lanjut lagi soal rapat. Akhirnya rapat dimulai jam setengah 5. Karena banyak yang belum kenal satu sama lain, maka diawal rapat saya suruh mereka untuk mengenalkan diri masing-masing. Hehehe...
Setelah sudah kenal satu sama lain, saya dan yang lainnya mulai rapat hingga setengah 6 sore. Karena kami gak buka puasa bersama, maka kita pulang ke rumah masing-masing dan lanjut rapat setelah adzan Isya.
Dan karena banyak yang sholat Tarawih, maka yang lanjut rapat cuma sebagian anak. Dan untungnya sebagian anak itu adalah anak-anak 'inti'.
Kita lanjut rapat sampe jam 10 malam.
Dan saya baru tau kalau Pak RT saya itu adalah orang yang selalu menganggap serius sesuatu. Dimulai dari celetukan Bang Oan, yang nimbrung rapat kita, ke Pak RT soal kaos panitia.
Sebenarnya dari zaman saya kecil, setiap 17an, panitia selalu pakai baju seragam. Jadi gak heran kalau ada yang tanya soal baju panitia. Hihihi...
Setelah celetukan Bang Oan itu, si Pak RT kelihatan seperti mikir keras soal baju panitia itu. Padahal kita-kita sih gak masalah kalau gak pakai baju yang sama. Jadi gak tega gitu lihat si Pak RT.
Tapi kalau jadi dikasih baju panitia, kita-kita sih gak nolak. Hihihi... :p
@theaarbar
No comments:
Post a Comment