Saya pernah punya pengalaman tidak mengenakan soal kopi darat (kopdar) dengan pria, dan ini terjadi saat SMP.
Singkatnya dulu saya pernah dicomblangin dengan sepupunya salah satu teman lelaki. Dimintalah saya ketemu dengan sepupunya di stasiun Depok Lama. Saya iyain aja karena penasaran.
Dulu polos banget ya, jadi nggak curiga kenapa tiba-tiba minta ketemuan... di stasiun pula. Ngapain deh haduh... 🙄
Sebelum diminta kopdar, teman saya ini selalu membanggakan sepupunya. Manisss banget omongannya.
Eh ternyata zonk abis. Kata teman saya, sepupunya ini manis tapi boro-boro manis. Sumpah buyar image dia di pikiran saya. Mana kelihatan kayak mesum. Langsung ilfeel sejadi-jadinya.
Karena takut, saya langsung pura-pura bilang baru ingat ada janji sama nyokap. Dari situ saya langsung ngacir dan pulang ke rumah.
Dahlah... akibat peristiwa ini saya jadi trauma dengan kopdar.
***
Belasan tahun kemudian, saya nekat kopdar lagi. Saya merasa sudah dewasa, jadi sepertinya bisa mengatasi trauma kopdar.
Hari ini akhirnya saya kopi darat dengan salah satu match pria di aplikasi pencarian jodoh Bumble. Awalnya saya nggak ekspektasi berlebih. Saya hanya berharap aslinya sesuai dengan apa yang selama ini saya pikirkan.
Syukurlah pertemuan saya dengan pria tersebut berjalan mulus. Rasanya seperti bertemu dengan teman lama. Fyi, kami sudah saling berkomunikasi via WhatsApp sejak 1 Agustus 2019 lalu, jadi sekitar 7 bulan lah.
Kami janjian bertemu di Habitat, kafe milik temannya teman saya. Saya juga mengenalkannya ke beberapa teman saya yang saat itu sedang nongkrong di sana.
Pertemuan itu berakhir dengan baik dan kita berpisah di stasiun kereta (lagi-lagi lokasi ini 🙄). Sebelum berpisah, saya dan dia berjanji akan bertemu lagi bulan depan.
I hope this going well lah ya hehehe 😁