Hari Minggu siang rumah saya kedatangan para tante, atau adik-adiknya Mamak. Mereka berkumpul di teras, berkomunikasi dan bersenda-gurau seperti biasa.
Saya, yang saat itu sedang bersiap untuk pergi, sempat duduk sebentar untuk mengikuti obrolan mereka. Kita sempat membicarakan hal-hal yang sedang viral di sosial media dan pemberitaan saat itu.
Namun, salah satu adik Mamak yang bernama Tante Hen, out of the blue, bertanya mengenai topik yang selalu saya hindari.
"Kak, sudah punya teman dekat?" tanya Tante Hen.
Saya langsung memutar otak, berharap jawaban saya ini bisa menghentikan pertanyaan selanjutnya, "Teman dekat? Banyak kok tan!"
Tetapi, saya salah. Tante saya yang lainnya, Tante Lis, malah dengan gamblang membetulkan maksud dari Tante Hen.
Saya, yang saat itu sedang bersiap untuk pergi, sempat duduk sebentar untuk mengikuti obrolan mereka. Kita sempat membicarakan hal-hal yang sedang viral di sosial media dan pemberitaan saat itu.
Namun, salah satu adik Mamak yang bernama Tante Hen, out of the blue, bertanya mengenai topik yang selalu saya hindari.
"Kak, sudah punya teman dekat?" tanya Tante Hen.
Saya langsung memutar otak, berharap jawaban saya ini bisa menghentikan pertanyaan selanjutnya, "Teman dekat? Banyak kok tan!"
Tetapi, saya salah. Tante saya yang lainnya, Tante Lis, malah dengan gamblang membetulkan maksud dari Tante Hen.
"Bukan teman dekat, Hen. Pacar maksudnya!" ujar tante Lis, dengan nada semangat.
"Oh pacar? Ah ribet ah pacar-pacar," jawabku lagi.
"Kita mau rapat nih, Kak. Makanya kapan?" tanya Tante Hen kembali.
Belum aku menjawab, Tante El menimpahi omongan Tante Hen sambil tertawa, "Punya calon juga enggak, gimana mau rapat?"
"Nah itu tau, Tan," imbuhku.
Belum aku menjawab, Tante El menimpahi omongan Tante Hen sambil tertawa, "Punya calon juga enggak, gimana mau rapat?"
"Nah itu tau, Tan," imbuhku.
"Iya nih, kita mau bikin seragam lagi," ujar Tante Lis.
"Kalau seragam, pakai seragam bekas nikahan kakak atau abang aja. Gak ada budget lah Tan," ucapku mantap.
Kupikir cecaran soal punya pacar dan menikah akan berhenti sampai situ, but I was wrong. Kali ini yang buka suara bukan para tante-tante, melainkan Mamak sendiri.
"Iya nih, tinggal nikahin satu lagi," ujar Mamak.
DEG! 😨
Kupikir cecaran soal punya pacar dan menikah akan berhenti sampai situ, but I was wrong. Kali ini yang buka suara bukan para tante-tante, melainkan Mamak sendiri.
"Iya nih, tinggal nikahin satu lagi," ujar Mamak.
DEG! 😨
WHAT? W-H-A-T? MOM! YOU BETRAYED ME!
Sumpah demi apapun, saat Mamak mengeluarkan kalimat tersebut, saya merasa terkhianati. Sebab saya pikir Mamak paham bahwasanya saya sedang menikmati hidup sendiri, dan paham kenapa saya belum mau menikah dan berumah tangga.
Padahal saya sudah senang karena selama ini Mamak tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti ini. Tetapi ketika ada 'dukungan' dari adik-adiknya, Mamak jadi berani memberi pertanyaan seperti itu.
Sumpah demi apapun, saat Mamak mengeluarkan kalimat tersebut, saya merasa terkhianati. Sebab saya pikir Mamak paham bahwasanya saya sedang menikmati hidup sendiri, dan paham kenapa saya belum mau menikah dan berumah tangga.
Padahal saya sudah senang karena selama ini Mamak tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti ini. Tetapi ketika ada 'dukungan' dari adik-adiknya, Mamak jadi berani memberi pertanyaan seperti itu.
"Ya sudah kak, siapa tahu abis Kakak pergi hari ini, kakak bisa dapat pasangan," tutup Tante Hen, meninggalkan saya yang bengong karena merasa tanteku satu ini semacam cenanyang.
Kalimat akhir Tante Hen ini entah bisa dibilang sedikit tepat, sebab hari ini saya akan kopi darat alias bertemu dengan salah satu pria yang saya kenal lewat aplikasi pencarian jodoh Bumble.
Ini akan menjadi pertama kalinya saya bertemu dengan dia, setelah 'match' dengannya sejak 23 Juni 2019 silam. Saya enggak berekspektasi apa-apa, hanya berharap dia sama seperti chat yang intens kami lakukan dalam beberapa bulan terakhir. I hope. 🙂
Kalimat akhir Tante Hen ini entah bisa dibilang sedikit tepat, sebab hari ini saya akan kopi darat alias bertemu dengan salah satu pria yang saya kenal lewat aplikasi pencarian jodoh Bumble.
Ini akan menjadi pertama kalinya saya bertemu dengan dia, setelah 'match' dengannya sejak 23 Juni 2019 silam. Saya enggak berekspektasi apa-apa, hanya berharap dia sama seperti chat yang intens kami lakukan dalam beberapa bulan terakhir. I hope. 🙂
No comments:
Post a Comment