Di postingan kali ini, saya akan melanjutkan serial yang sudah saya tulis dari bulan Januari 2014 berjudul 'Mimpi Itu'. Postingan berjudul 'Mimpi Itu' menceritakan mimpi-mimpi absurd yang hadir sebagai bunga tidur saya. Mimpi-mimpi tersebut memang absurd tetapi sesungguhnya terkadang mimpi tersebut mencerminkan apa yang terjadi dengan saya dalam kehidupan nyata.
Kemarin, pukul 4 pagi, saya tertidur setelah puas mendownload drama Korea dan terbangun pukul 6 pagi. Karena pagi begitu indah untuk dijalani dan rasa malas yang menyerang, maka saya kembali tertidur.
Inilah hal yang kemudian saya sesalkan.
Aku menangis. Tangisan dan raunganku sungguh menyesakkan dada dan orang-orang yang melihat kejadian itu.
Tubuhku dipeluk dari belakang oleh Kakek dari keluarga ibuku. Beliau juga hampir menangis, tetapi entah mengapa sepertinya beliau enggan mengikutiku menangis meraung-raung.
Di sisi jalan, terlihat seseorang pria tua yang sepertinya seumuran dengan kakekku. Dialah Papi, kakek dari keluarga ayahku. Beliau tergeletak di jalan dengan banyak darah kental yang segar mengalir dari tubuhnya.
"Papi! Papi! PAPI!!!" raungku. Ini begitu memilukan.
"Kakek, kenapa Papi bisa seperti itu? Kakek, jawab aku!"
Namun Kakek hanya diam sambil tetap memelukku. Wajahnya juga terlihat terluka.
Kemudian banyak orang asing yang datang entah darimana, langsung sibuk mengelilingi jasad Papi sambil berbicara berbisik. Ada beberapa orang yang langsung sibuk memfoto dan beberapa sibuk menelepon, entah menelepon siapa.
Aku masih menangis. Menangis seperti ini sangat melelahkan hingga membuatku tak sadarkan diri dipelukan Kakekku.
Tiba-tiba saya terbangun. Sekujur tubuh saya kaku. Mata saya basah karena air mata. Sungguh, ini merupakan mimpi yang benar-benar menakutkan karena Kakek dan Papi saya sudah meninggal sebelum saya lahir. Jelas saya tidak mengenal mereka tetapi hari ini mereka hadir dan membuat saya menangis di mimpi saya. Mungkin mereka rindu dengan saya karena saya jarang mengunjungi makam mereka. Mungkin saja.
Ya Allah, tolong berikan tempat terbaik untuk mereka di surga. Amin.
Inilah hal yang kemudian saya sesalkan.
Aku menangis. Tangisan dan raunganku sungguh menyesakkan dada dan orang-orang yang melihat kejadian itu.
Tubuhku dipeluk dari belakang oleh Kakek dari keluarga ibuku. Beliau juga hampir menangis, tetapi entah mengapa sepertinya beliau enggan mengikutiku menangis meraung-raung.
Di sisi jalan, terlihat seseorang pria tua yang sepertinya seumuran dengan kakekku. Dialah Papi, kakek dari keluarga ayahku. Beliau tergeletak di jalan dengan banyak darah kental yang segar mengalir dari tubuhnya.
"Papi! Papi! PAPI!!!" raungku. Ini begitu memilukan.
"Kakek, kenapa Papi bisa seperti itu? Kakek, jawab aku!"
Namun Kakek hanya diam sambil tetap memelukku. Wajahnya juga terlihat terluka.
Kemudian banyak orang asing yang datang entah darimana, langsung sibuk mengelilingi jasad Papi sambil berbicara berbisik. Ada beberapa orang yang langsung sibuk memfoto dan beberapa sibuk menelepon, entah menelepon siapa.
Aku masih menangis. Menangis seperti ini sangat melelahkan hingga membuatku tak sadarkan diri dipelukan Kakekku.
Tiba-tiba saya terbangun. Sekujur tubuh saya kaku. Mata saya basah karena air mata. Sungguh, ini merupakan mimpi yang benar-benar menakutkan karena Kakek dan Papi saya sudah meninggal sebelum saya lahir. Jelas saya tidak mengenal mereka tetapi hari ini mereka hadir dan membuat saya menangis di mimpi saya. Mungkin mereka rindu dengan saya karena saya jarang mengunjungi makam mereka. Mungkin saja.
Ya Allah, tolong berikan tempat terbaik untuk mereka di surga. Amin.
No comments:
Post a Comment