Happy New Year 2016!
Sebelumnya saya mau merangkum apa saja yang terjadi di tahun 2015. Di tahun 2015, saya melalui semester 6 dan semester 7. Jujur, dua semester itu adalah semester terberat yang pernah saya lalui. Di semester 6, saya (yang dipaksa oleh dosen wali) mengambil dua mata kuliah prasyarat Skripsi, yaitu Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Metode Penelitian Komunikasi (MPK).
Saya mengambil mata kuliah KKL Jurnalistik Media Cetak dan saya sempat menyerah saat mencari tempat KKL karena tidak ada satupun media cetak yang memberikan feedback setelah saya mengirim CV. Namun pada detik terakhir, ada salah satu media cetak harian ekonomi dan bisnis bernama Investor Daily Indonesia yang menerima saya sebagai mahasiswi magang. Woh! Rasanya bahagia sekali! Senang!
Sejujurnya, saya ini bodoh dan tidak terlalu paham soal ekonomi dan teman-temannya dan saat magang selama tiga bulan di sana, saya ditaruh dirubrik energi. IYA, RUBRIK ENERGI! Yang jelas saya selalu liputan mengenai batubara, oli, gas, minyak dsb.
Di hari pertama magang, saya langsung diutus untuk liputan rapat DPR Komisi VII. Saya mau tidak mau harus pergi liputan. Itu merupakan pertama kalinya saya liputan sendiri, tanpa bimbingan reporter senior, tanpa ID card dan tanpa surat izin meliput dan sejujurnya, itu juga merupakan hari pertama saya mengunjungi Gedung DPR.
Pada akhirnya saya tidak menulis berita apapun mengenai rapat tersebut karena saya kesasar saat menuju Gedung DPR dan sempat pula kesasar di dalam Gedung DPR dan sialnya ketika saya sudah sampai TKP, rapatnya sudah selesai setengah jam yang lalu. Sial!
Untungnya Mbak Euis, selaku redaktur rubrik energi dan mentor memahami saya.
Walaupun awalnya seperti peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga pula alias sial, saya merasa beruntung sempat magang di surat kabar harian Investor Daily Indonesia karena saat liputan kesekian kalinya, saya bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo.
Walaupun saya harus berdesak-desakan dengan wartawan dan wartawati lainnya saat mewawancarai Presiden Joko Widodo, saya senang! Ini pertama kalinya saya melihat langsung presiden Indonesia dengan mata kepala sendiri. Wuih!
Walaupun saya harus berdesak-desakan dengan wartawan dan wartawati lainnya saat mewawancarai Presiden Joko Widodo, saya senang! Ini pertama kalinya saya melihat langsung presiden Indonesia dengan mata kepala sendiri. Wuih!
Setelah tiga bulan magang dan setelah menulis 17 berita (tetapi hanya 10 berita yang dimuat), saya kecewa karena hanya mendapatkan nilai rata-rata 6,6. Tapi saya juga gak bisa protes ke mentor saya karena saya jarang liputan dan jarang datang ke kantor dikarenakan waktu magang dan waktu kuliah saya selalu bentrok.
Ini semua karena peraturan kampus yang sudah tidak memperbolehkan mahasiswa dan mahasiswinya KKL saat liburan. Padahal banyak mahasiswa dan mahasiswi serta dosen-dosen pembimbing KKL yang menentang peraturan baru ini, tapi namanya juga kampus tercinta punya keluarga ya kan, jadi mereka tidak menggubris pendapat kami.
Selain peraturan kampus yang menyusahkan, ada pula mata kuliah yang ikut menyulitkan mahasiswa dan mahasiswinya, yaitu MPK. Tugas MPK adalah membuat mini skripsi yang ditulis diatas kertas polio bergaris. IYA! TULIS TANGAN! Sejujurnya, tangan sebelah kanan saya sempat mati rasa setelah menyelesaikan mini skripsi yang ditulis tangan tersebut. Malah karena saking mati rasanya, selama dua hari saya harus ngetik apapun dengan tangan sebelah kiri. Duh!
Lagi-lagi seperti peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga pula, saya masih harus survei tentang mini skripsi saya ke daerah Bekasi. Ini semua karena tangan sial ketua kelompok kami, makanya kami harus survei di daerah Bekasi. Saya bolak-balik Depok – Bekasi – Depok – Bekasi – Depok hanya untuk menyebar kuesioner. Untungnya saya dibantu oleh salah satu teman baik saya dari SMA, Intan (fyi, dulu dia tinggal di Depok, tetapi setelah masuk kuliah, dia dan sekeluarga pindah ke Bekasi). Terima kasih banyak Intan! Kalau gak karena kamu, saya gak tau mesti minta tolong ke siapa lagi. Hehehe.
Begitulah kehidupan saya di semester 6 yang lalu.
Lalu saat semester 7, saya (lagi-lagi dipaksa oleh dosen wali) mengambil mata kuliah syarat Skripsi, yaitu mata kuliah Seminar. Padahal banyak mata kuliah penting di tahun ketiga yang belum saya ambil. Saya gak paham lagi dengan pemikiran dosen wali saya. Haduh.
Sejujurnya saat mengerjakan mata kuliah Seminar ini, saya merasa sedikit tenang. Mungkin karena ini satu-satunya mata kuliah penting yang saya ambil di semester ini. Walaupun dosen pembimbing Seminar saya agak gimana gitu, saya enjoy. Semoga saja nilainya bagus yah, soalnya saya mengambil tema yang saya sukai: resensi film.
Di semester ini juga, saya mengambil mata kuliah Produksi Siaran Radio (PSR). Nama radio kami adalah Swift Radio. Nama radio ini terinspirasi dari nama Taylor Swift (kami terpaksa memakai nama itu karena salah satu teman kami di kelompok ini ngefans dengan Taylor Swift :p). Di Swift Radio saya menjabat sebagai penyiar radio. Kami siaran enam kali, tiga kali siaran sebelum UTS dan tiga kali siaran sebelum UAS.
Ada hal menyenangkan saat kami siaran untuk terakhir kalinya. Bang Dedet, dosen PSR memuji suara saya dan menyuruh saya untuk menjadi penyiar radio sesungguhnya. Aduh! Sungguh itu merupakanh hari terbahagia yang pernah saya lalui. Jujur, ini pertama kalinya kemampuan saya dipuji oleh orang lain. Alhamdulillah.
Itulah sebagian besar hal-hal yang saya lalui di tahun 2015. Memang melelahkan tapi semoga semua itu menjadi berkah tersendiri. Sekarang saya hanya berharap bisa melalui tahun 2016 dengan baik. Amin.
No comments:
Post a Comment