Aku duduk di kursi di belakangnya tanpa suara.
Dia masih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tak sadar aku berada di ruangan yang sama dengannya, menghirup udara yang sama dengannya.
Punggungnya membelakangiku. Kami diselimuti keheningan yang fana selama beberapa saat. Keheningan itu membawaku pada suara yang (sebetulnya) tak ingin aku ucapkan.
"Sedang apa?"
Pertanyaan bodoh itu terlontar begitu saja. Seharusnya aku tak perlu bertanya, karena apa yang sedang ia lakukan terlihat jelas di depanku.
Tanpa berhenti mengerjakan pekerjaanya ataupun menengok ke arahku, ia menjawab pertanyaanku. Pertanyaan bodoh dariku itu kemudian merembet ke percakapan lainnya. Ya, kami berbincang dengan intim, seperti biasanya.
Kemudian keheningan itu datang kembali. Sesungguhnya aku tak perduli dengan keheningan ini. Kami tak perlu berbincang. Aku cukup melihatnya saja sudah bahagia.
Saat aku sedang asyik memperhatikannya dari belakang, ia beranjak berdiri dan mulai bersiap-siap pergi.
"Mau kemana?"
Tanyaku penasaran. Dia menatapku dengan senyuman, dan kembali bersiap-siap.
I would like to leave this city
This old town don't smell too pretty
And I can feel the warning signs running around my mind
Tiba-tiba dia bersenandung dengan lirik dari lagu favoritku.
Aku menatapnya dengan terkejut, tetapi ia membalas tatapanku dengan senyuman.
Sungguh, rasanya ingin kucium bibir yang selalu tersenyum kepadaku itu. Tapi hal itu tak bisa kulakukan mengingat kami bukanlah pasangan kekasih. Kami hanya teman dekat yang tak bisa merubah status tersebut. Dan ya, aku menyukainya.
Aku memperhatiakan setiap gerakannya saat sedang bersiap untuk pergi dari ruangan tersebut. Setelah ia siap, ia menatapku seperti sedang memberikan instruksi. Seperti paham apa yang ia katakan lewat tatapan matanya, aku berdiri dan berjalan mengikutinya keluar dari ruangan itu.
OASIS - Half the World Away
AURORA - Half the World Away
No comments:
Post a Comment