Sunday, May 15, 2016

Barasuara: Taifun Tour 2016 di Jakarta

Barasuara: Taifun Tour 2016
(atas) Marco, TJ, Iga
(bawah) Asteriska, Gerald, Puti
Pic from here.

Saya lupa kapan pertama kalinya saya menonton live performance Barasuara. Yang saya ingat, saat itu Barasuara belum mengeluarkan album Taifun, tetapi musik mereka dengan hebatnya terngiang-ngiang di kepala saya.

Semenjak itu, saya selalu mencari tahu jadwal manggung mereka, menyaksikan video-video mereka di YouTube, dan menonton live performance mereka bersama sahabat-sahabat (yang juga menyukai musik mereka) bila sedang tidak sibuk dengan tugas-tugas kampus.

Selama dua minggu (2-15 Mei 2016), Barasuara menggelar tour pertama bertajuk Taifun Tour 2016 yang dipersembahkan oleh UrbanGiGs dan Juni Concert. Taifun Tour 2016 ini menyambangi enam kota di Pulau Jawa, yaitu Yogyakarta, Malang, Surabaya, Solo, Bandung, dan berpuncak di Jakarta.

Saya dan sahabat saya, Amalia, bisa dibilang cukup beruntung dapat menyaksikan live performance Barasuara di Taifun Tour 2016. Kami sempat khawatir akan kehabisan tiket karena saat pertama kali Taifun Tour 2016 diumumkan, kami tidak punya uang sepeserpun untuk membeli tiket. Tetapi Tuhan berkata lain, saya dan Amalia dapat rejeki seminggu sebelum Taifun Tour 2016 di Jakarta digelar.

Pukul lima sore, setelah bermacet-ria dari Depok, saya dan Amalia mendarat dengan mulus di Gudang Sarinah, Pancoran Timur II, Jakarta Selatan. Sesampainya, kami langsung menukarkan nota dengan tiket dan menunggu open gate. Fyi, ini kedua kalinya saya dan Amalia datang ke Gudang Sarinah untuk menyaksikan gigs band-band indie Indonesia.

Barasuara: Taifun Tour 2016 tickets.

Barasuara: Taifun Tour 2016 gate.

Amalia and I, in front of Barasuara: Taifun Tour 2016 gate.

Saya tidak tahu apakah ini acara molor atau memang sengaja diplanning seperti itu, karena dikatakan open gate pukul 6, tapi kami terpaksa berbaris sambil berdiri selama sejam di depan gate dan baru bisa memasuki venue pukul 7 malam. Di dalam venue pun kami harus menunggu kembali selama 30 menit. Tapi, walaupun begitu, kami cukup beruntung bisa berdiri di barisan paling depan!

Barasuara: Taifun Tour 2016 stage.

Taifun Tour 2016 di Jakarta dimulai dengan naiknya dua drummer kakak-beradik Marco Steffiano dan Enrico Octaviano. Mereka memainkan drum dengan tempo yang hampir sama. Saya terpukau. Bisa dibilang ini family goal banget ya! Gila!

Kemudian naiklah Iga Massardi (vokal/gitar), Gerald Situmorang (bass/gitar), TJ Kusuma (gitar), Asteriska (vokal), dan Puti Chitara (vokal) ke atas panggung. Mereka berdiri di posisi masing-masing dan bersiap-siap. Kembang api air mancur yang menyala di panggung tanpa aba-aba menjadi pembuka lagu Hagia. 

Sempurna yang kau puja dan ayat-ayat yang kau baca, tak kurasa berbeda
Kita bebas untuk percaya
“Seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”

Setelah Hagia selesai, dengan cepat mereka membawakan Nyala Suara yang membuat para penonton bernyanyi dan berjoget bersama. Gudang Sarinah memanas perlahan tapi pasti.

Baramu padam, baramu padam
Lara menyala tanpa suara
Bara dalam sekam
Kala merdeka ada suara
Riak melebur, peluh membaur
Karam dalam diam
Karam dalam bara dalam sekam

Barasuara: Taifun Tour 2016.

Selesai membawakan Nyala Suara, Iga Massardi, selaku ketua geng Barasuara, memberikan speech yang saya rasa sedikit agak ngaco. Setelah sadar speech yang dia bicarakan tadi agak ngaco, Iga langsung berkata, "Lagu selanjutnya..." yang kemudian dibalas dengan koor dari penonton. Tarintih dibawakan dengan enerjik oleh band ini. Saya dan seluruh penonton kembali bernyanyi dan berjoget bersama.

Keras serapah dari semua yang kau tahu
“Apapun yang kan kamu cari adalah bisikanku”
Tak engkau ingat tajam hujam aksaramu
“Tak kau tahu kau mau sandarkan di bahuku?”
Bertabur buih air mata yang terluka
Belati itu belati tebar pedih tebar perih
Berbunga bunga ketika lihatmu ada
Menari nari merintih redam sedih redam sedih
Terlambatkah sudah, surga di telapak kakimu?

Iga dan kawan-kawan Barasuara kembali membawakan speechnya dan mulai mengganti alat musik mereka dengan yang lain. Saya lupa mereka berbicara apa, karena saya fokus melihat Marco (yes! he's my favorite personil in Barasuara). Kemudian terdengar petikan gitar dari Gerald. Mereka membawakan Taifun yang (lagi-lagi) membuat penonton kompak bernyanyi bersama.

Di dalam hidup ada saat untuk berhati-hati atau berhenti berlari
Tawamu lepas dan tangis kau redam di dalam mimpi yang kau simpan sendiri
Sumpah serapah yang kau ucap tak kembali
Tak kembali
Semua harap yang terucap akan kembali
Akan kembali
Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu
Kau menari dengan waktu tanpa ragu yang membelenggu

Barasuara: Taifun Tour 2016.

Tanpa istirahat, mereka membawakan Mengunci Ingatan yang membuat saya dan (mungkin) beberapa penonton baper, karena liriknya yang agak menye-menye.

Sembuhkan lukamu yang membiru
Serpihan hatimu yang berdebu
Pagimu yang terluka
Malammu yang menyiksa
Hal yang ingin kau lupa
Justru semakin nyata
Mengunci ingatanmu
Menahan masa lalu
Memori yang membisu
Harapan yang berdebu

Setelah menye-menye dengan Mengunci Ingatan, Iga membuka speech lagi dan mereka akan membawakan lagu baru mereka yang berjudul Samara. Iga menyarankan para penonton untuk merekam Samara, agar fans Barasuara di kota lain (yang tidak termasuk dalam rangkaian Taifun Tour 2016) juga bisa menikmati lagu baru ini.

Senjamu yang kian temaram
Surya tenggelam kau tak padam
Senyummu dalam kegelapan
Tawanya larut dalam diam
Gelapmu jadi kediaman
Yang benderang yang kau harapkan
Di dalammu, di dalammu
Ada dendam melagu
Sinar terang yang kau harapkan
Senjamu yang kian temaram
Surya tenggelam kau tak padam
Gelapmu jadi kediaman
Di dalammu dendam melagu
Samara, Ani, Jiyana
Senjamu yang kian temaram
Surya tenggelam kau tak padam
Samara, Ani, Jiyana
Kita bisa tenggelam dan bisa padam
Atau bangkit berjalan lalu melawan


Menunggang Badai menjadi lagu selanjutnya yang dibawakan oleh Barasuara. Di lagu ini, penonton benar-benar diajak bernyanyi dan berjoget bersama di level yang lebih tinggi dari sebelumnya (tetapi untungnya tidak berakhir ricuh). Beberapa additional player dinaikan di panggung yang tingginya hanya sepinggang orang dewasa itu.

Di dalam mu dendam parah bersarang
Perih mencekam, perih mencekam
Pedih bersulang, pedih bersulang
Lara bersarang, lara bersarang
Dalam peraduan dendam mu meragu
Dalam perasaan diam mu memburu
Dalam kesunyian geram mu bertalu
Dalam keraguan lantas kau berseru

Istirahat sejenak, Iga dan kawan-kawan membacakan sticky notes yang sudah ditulis dan ditempel di papan dekat gate oleh para penonton sebelum acara mulai tadi. Sayang, saya dan Amalia tidak menulis apa-apa karena kami langsung masuk ke venue untuk mengincar barisan paling depan.

Gerald, Puti, dan Marco di Barasuara: Taifun Tour 2016.

"Gerald, ditunggu di kostan nanti!" kata Asteriska, membaca salah satu sticky notes. Asteriska sempat membacakan penulisnya, tetapi saya lupa namanya siapa.

"Buat [yang nulis di sticky notes tadi]. Nih!" kata Gerald sambil mengangkat kaos lincahnya, sehingga memperlihatkan perutnya. Penonton langsung memberikan koor kesenangan.

Marco telanjang dada sambil ngerekam video di Barasuara: Taifun Tour 2016! :'))

Sendu Melagu langsung dimainkan. Penonton berjoget dan bernyanyi bersama kembali. By the way, saya suka sekali permainan drum Marco di lagu ini. Top banget!

Semua yang kau rindu
Semua menjadi abu
Langkahmu tak berkawan
Kau telah sia siakan
Waktu yang kau tahu
Waktu yang berlalu
Ingatmu kau merayu
Ingatnya kau berlalu
Sendu melagu

Api & Lentera menjadi lagu selanjutnya yang dibawakan dengan enerjik oleh Barasuara. Kita, para penonton, lagi-lagi diajak bernyanyi dan berjoget bersama di level yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan lagi-lagi permainan drum Marco di lagu ini membuat saya terpesona. Duh, Marco!

Lepaskan rantai yang membelenggu
Nyalakan api dan lenteramu
Sampaikan mereka bara dan suara
Berlalu, lalu kini kau menunggu
Serap seram di pundakmu
Lambat laun kan menari, kan berlari
Memori yang dulu kau hapuskan akan berlari
Saranku kau berhenti menyiksa diri
Waktu yang akan mengobatimu
Yang kau perlu kau mendewasakan itu
Kita kan pulang dengan waktu yang terbuang
Dan kenangan yang berjalan bersama

Bahas Bahasa menjadi lagu penutup yang benar-benar membuat kami, para penonton, puas dengan Taifun Tour 2016 di Jakarta ini. Apalagi ditambah dengan permainan drum kakak-beradik Marco dan Enrico yang super sekali.

O! Itu tak kau lihat tak kau ragu
Peluh dan peluru hujam memburu
Bahasamu bahas bahasanya
Lihat kau bicara dengan siapa
Lidah kian berlari tanpa henti
Tanpa disadari tak ada arti
Bahasamu bahas bahasanya
Lihat kau bicara dengan siapa
Makna – makna dalam aksara
Makna mana yang kita bela
Berlabuh lelahku
Di kelambu jiwamu

Para crew berfoto bersama di atas panggung Barasuara: Taifun Tour 2016.

Walaupun venuenya tidak terlalu besar, panas, dan penuh sesak, tapi kami puas. Terima kasih atas musik hebat kalian. Terima kasih atas joget-joget dan nyanyi bersama tadi. Terima kasih atas durasi satu setengah jam kurang yang sangat menghentak. Terima kasih Barasuara. Kalian hebat!

Sampai jumpa di gigs selanjutnya!