Monday, February 18, 2013

Celetukan & Miscommunication

Dulu gue pernah nyeletuk, "Gue suka deh sama pria yang lebih tua daripada gue. Seru kali ya kalau punya pacar yang lebih tua."

Dan itu terjadi.


BUKAN! Gue bukan punya pacar yang lebih tua tapi gue (beberapa waktu yang lalu - sekarang udah enggak) lagi dekat sama pria yang umurnya 6 tahun diatas gue.

Allah menjabah omongan gue.


Iya. Gue kenalan lewat Twitter. Pertama dia duluan mention gue dan minta followback. Gue orangnya pilih-pilih kalau mau followback orang. Takutnya nanti dia nyampah di timeline gue. Tapi dia mention mulu minta followback, akhirnya tiga hari kemudian gue followback.

Setelah gue followback, kita jadi sering mentionan dan DM-DMan. Dan waktu itu dia minta PIN gue tapi gak gue kasih. Secara baru kenal. Dan gue punya prinsip kalau baru kenal jangan terlalu dekat (seperti ngasih nomer telpon, PIN dsb).


Dari Twitter pindah ke Skype (tapi kita cuma chat tanpa pakai webcam) lalu gak lama pindah ke Yahoo! Messenger. Dan gak lama dia minta PIN gue lagi. Karena dirasa kami sudah cukup dekat dan nyambung (kami sama-sama suka musik dan film), gue kasih deh PIN BBM gue.


Efek ngasih PIN ke dia itu luar biasa sekali! Hape gue yang dari kemarin 'sepi' dan batrenya awet tiba-tiba jadi 'berisik' dan gampang lowbatt. Dan tentunya gue jadi suka bergadang. Beberapa hari gue bergadang karena BBMan sama dia.


Kami jadi suka ngingetin makan dan sholat. Pakai aku-kamu (sebelumnya pakai saya-kamu). Bener-bener kayak orang PDKT deh. Dan suatu hari dia bilang dia ada rasa sama gue dan mau mencoba menjalin hubungan sama gue.

GILA!

Kita belum pernah ketemu dan dia udah berani bilang begitu. Gue gak percaya begitu aja! Gue juga gak mau karena kita belum pernah bertatap muka secara langsung, belum tau sifat dan kejelekan masing-masing.

Sebelumnya sih dia udah mau minta ketemuan tapi jadwal kerja dia itu dari malam sampai pagi. Dari senin sampai sabtu. Sibuk. Nah, kalau hari minggu gue gak bisa. Gue pasti main sama teman atau silahturahmi ke rumah saudara atau rapat project.


Setelah gue balas untuk tidak menaruh hati ke gue dulu sebelum kita ketemuan, dia gak pernah nge-greet gue lagi sampai sekarang. Entah apa maksud dia berbuat gitu ke gue. Maksudnya apa gitu tiba-tiba jadi kayak gitu. Tapi ya sudahlah. Biarkan itu berlalu. Gue gak mau ambil pusing.


Sebenarnya gue udah sering kayak gini: kenalan - PDKT - pupus alias gak pernah jadian. Kapan sih formulanya berubah jadi kenalan - PDKT -jadian? Hahaha... :))

Tapi setelah gue pikir-pikir lagi, kayaknya ada miscommunication (atau salah paham) diantara kami. Kenapa gue bilang begitu? Karena ternyata dia masih nge-retweet tweet gue dan dia masih ngetweet nomention (yang kayaknya sih buat gue). Tapi kalau kayak gitu kenapa dia gak nge-greet gue? Apa dia gengsi? Atau gimana?

Gue pusing kalau mikirin ginian. Beneran.

Dan gue baru tau kalau dia orangnya sensitif. Itu gue tau dari akun Tumblr-nya. Dan gue tipe orang yang cuek. Duh.

Yaudah, gini aja deh... Hey kamu Mas Kepo, kalau kamu baca postingan ini mari kita bereskan hal-hal yang tidak menyenangkan. Masalahnya kita belum pernah ketemu tapi tiba-tiba punya masalah (yang gue-pun masih bingung masalah/kesalahpahaman apa yang terjadi).

Pokoknya kalau ada hal-hal yang tidak menyenangkan, mari kita bereskan ya. :)

@theaarbar

Thursday, February 14, 2013

Prinsip & Sifat

Duh, sekalinya saya ngepost, postingan galau yang keluar. Maaf ya, readers :)

Gue punya prinsip; 1) Tidak akan pernah menyukai lelaki yang sudah mempunyai kekasih, 2) Tidak mau pacaran dengan teman (yang sudah dekat dan yang sudah gue anggap teman). Dan gue punya sifat pemilih.

Menyiksa.

Terutama prinsip yang kedua. Gue gak main-main di prinsip ini. Gue gak pernah sekalipun berani untuk suka (apalagi jatuh cinta) sama teman sendiri. Gue selalu membohongi diri sendiri gara-gara punya prinsip kayak gini.

Yah, pernah gue kecolongan. Pernah sekali gue suka sama teman dekat gue tapi gue gak pernah mau jujur terhadap diri sendiri mengenai hal ini sampai akhirnya teman gue ini punya pacar dan gue merasa 'lega'.

Karena pada dasarnya gue gak akan pernah menyukai lelaki yang sudah mempunyai kekasih. Intinya sih gue selalu suka (atau jatuh cinta) sama lelaki yang tidak berstatus berpacaran (in a relationship).

Gue punya alasan mengapa mempunyai prinsip seperti ini. Alasannya sih simpel: gue gak mau keluar dari friendzone. Gue takut ketika memulai suatu hubungan dengan teman baik, ketika kami ada masalah (atau putus), pertemanan kami akan berantakan.

Gue punya pikiran seperti itu karena gue sudah sering melihat hal-hal kayak gitu (pertemanannya berantakan) dan gue gak mau akhirnya kayak gitu jadi gue sudah prepare untuk sebisa mungkin tidak jatuh cinta sama teman sendiri.

Kalau kayak gitu kapan punya pacar, The?

Kalau itu sih gue kurang tau kapan. Hehehe...

Terus kalau sifat pemilih?

Kalau sifat pemilih sih... Jadi gini, katanya sih banyak ada yang mau dekat sama gue tapi semuanya hanya gue anggap sebagai teman. Salah satu eman gue pernah ngomong, "Kalau lo milih mulu, kapan dapetnya? Padahal ada yang mau deketin elo juga!"

Maaf teman, Gue susah untuk lepas dari sifat ini dan pada akhirnya gue akan tetap menjadi seorang yang pemilih. Gue pemilih tapi bukan milih dari fisiknya. Gue milih-milih dari sikap dan sifat. Cocok atau enggaknya gue sama dia nanti dan lain-lain. Dan gegara sifat gue itu, gue belum punya pacar sampai sekarang.

Udah ah curhatnya. Capek. See ya! Selamat membaca dan selamat tidur, readers! :))

@theaarbar