Thursday, December 29, 2016

The (Random) Talk: The Trees and The Wild

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mewawancarai tiga personel dari band favorit asal Bekasi, The Trees and The Wild (Trees & Wild, disingkat TTATW). Band yang terbentuk tahun 2005 ini (akhirnya) mengadakan konser tunggal bertajuk I'll Believe In Anything Tour bekerjasama dengan Institut Français d'Indonésie (IFI) Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Tour ini diadakan dalam rangka rilisnya album Zaman, Zaman pada September 2016 lalu.

Baca postingannya di sini.

Terima kasih tak terhingga untuk ketiga personel TTATW; Remedy Waloni, Andra Budi Kurniawan, Tyo Prasetya, dan camera person dadakan Alita Dantrie atas waktunya. Terima kasih banyak! 

Direkam di backstage auditorium Institut Français d'Indonésie (IFI) Jakarta pada Sabtu, 19 November 2016. Direkam menggunakan Apple iPhone SE. Diedit dengan Adobe Premiere Pro CS6.

Oiya, gunakan headphone/earphone saat menonton video ini ya!


Enjoy and happy new year 2017!

Wednesday, December 21, 2016

22

Alhamdulillah.

Terima kasih ya Allah. KarenaMu, saya masih bisa mengucap syukur untuk apa yang saya terima selama saya hidup di dunia ini. Saya tahu saya bukanlah umat yang baik karena terkadang saya melupakan hal-hal wajib yang harus dilakukan, tetapi saya tahu Allah SWT tidak akan membenci umatNya, jadi terima kasih untuk segalanya.

Yeah! Paragraf di atas ini dicopy dari postingan saya yang berjudul 21. Memang tidak kreatif. Tapi biarlah. Mbaknya lagi tidak punya inspirasi. Harap dimaklumi.

Tahun ini merupakan tahun yang... errr... gimana ya menjelaskannya... yah tahun ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Yang berbeda hanya rejeki yang saya terima. Untuk status hubungan (baca: single af) dan lainnya masih sama seperti tahun sebelumnya.

Saya mensyukuri semua yang telah Allah berikan, salah satunya Apple iPhone SE 64GB Gold yang saya beli hanya seharga IDR 99.000 pada Maret 2016 lalu, serta hadiah jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Malaysia tahun depan karena menang lomba Coca-Cola.


Sebenarnya ada banyak rejeki yang saya dapatkan di tahun ini, cuma yang paling wah ya cuma kedua rejeki itu aja. Tapi ya kalau mau dijabarin sih begini:

- Saya berhasil mewawancarai The Trees and The Wild (TTATW) setelah aksi mereka di konser pertama mereka, I'll Believe In Anything Tour, serta menjadi LO mereka di Freedom Fest 2016 (lihat di sini) dan dapat tanda tangan TTATW dan Barasuara di album mereka.

- Keluar-masuk backstage Artwarding Night 2016 padahal bukan panitia atau tamu karena menang lomba kurasi mural di Instagram dari RURU Radio dan Oomleo, dan sempat wawancarai Elda Stars and Rabbit.

- Meet Taejoon Park, author of Webtoon Lookism.


Yaelah, ini Taejoon oppa kenapa kurus cengkring gini sik? Kebanting kan lo sama gue. Hahaha! 😂 By the way, Park Taejoon (atau Park Tae Jun atau Taejoon Park) merupakan author Webtoon "Lookism". "Lookism" merupakan salah satu Webtoon terkenal di Korea Selatan karena (ternyata) ceritanya diangkat dari kisah nyata kehidupan waktu kecil Taejoon oppa, ditambah desain karakter "Lookism" berdasarkan karakter teman-temannya (yang juga merupakan ulzzang). Taejoon oppa ini aslinya kecil cungkring putih bersih cakep pake banget, dan hidungnya super mancung. Maklum aja sih, doi ini kan mantan ulzzang. Oiya, foto ini diambil saat signing session di Popcon Asia 2016, Jumat (12 Agustus 2016). Thank you, Taejoon oppa! ❤️ #parktaejoon #parktaejun #taejoonpark #author #webtoon #linewebtoon #lookism #koreanwebtoonist #favoritewebtoonist #signingsession #popconasia2016 #popconasia2016day1 #jakarta #indonesia #blackwhite #longcaption #latepost
A post shared by Thea Fathanah Arbar (@theaarbar) on

- Film pendek keempat berjudul I Found You akhirnya rilis. Syuting bulan Mei, kelar Desember. Duh! :)

- I got early birthday present from Kak Li: a pair of Vans x Toy Story SK8-Hi Reissue Buzz Lightyear. YASSS!


Lalu yang terjadi kepada saya tahun ini ya (sebagian) seperti ini:
  • I cut my hair into short. Very short. And I enjoyed it!
  • I gotta say, I go to gigs too (much) often. Really! But I love it!
  • I DRINK TOO MUCH STARBUCKS! And now I'm broke. :))
  • My brother and his girlfriend got engaged and will married March 2017.
  • My first and favorite niece, Senandung Aruna Putri Hafidz born on friday!
  • Falling in love with someone but turn off ilfeel with him. :))
  • Drink beer too often that last year, because of all my unfinished assignment. :(
But, hey, walaupun life is never flat like Chitato said, saya benar-benar bersyukur dengan apa yang saya dapat dan saya capai tahun ini.

Terima kasih 21, dan selamat datang 22!

Tuesday, December 6, 2016

Oh My Gay!

Tantangan dari kawan saya, Umire dalam grup WhatsApp Sinema 2 Menit pada Mei 2016 membawa saya kepada project ter-WTF yang pernah dibuat.

Saya ditantang membuat film pendek dengan tema lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Langsung otak saya bekerja, mencari berbagai macam kemungkinan plot yang cocok untuk tema LGBT ini. Drama romantis saya pilih sebagai genrenya.

Saya hanya mengambil bagian gay sebagai titik pusatnya. Two guy as gay.

Pencarian talent pun dilakukan dengan singkat. Tanpa ba-bi-bu, dengan retorika yang padat-jelas-singkat-baik, saya mendapatkan masing-masing satu talent sempurna dari UKM AuviPro dan Teater Kinasih.

Setelah beberapa kali revisi naskah, kami pun syuting. Total hanya lima orang yang berada di project ini; saya sebagai penulis skenario dan sutradara, Hangga sebagai DOP dan camera person, Fattah sebagai editor, dan Lessil serta Fadlu sebagai talent.

ASLI! GUE GAK BISA BERHENTI MERINDING KARENA GELI SEKALIGUS MERASA JIJIK SAAT SYUTING BERLANGSUNG. Sumpah, kedua talent gue akting dengan sangat baik sebagai gay. Tangan gue sempat gemeteran saking gelinya. Seriously, I'm dead.

Film ini baru di publish Desember 2016 karena kendala kesibukan sang editor. Saya sih tak masalah, yang penting film ini sudah selesai syuting dan tak perlu retakeAnd now, I proudly present you, my fourth short movie - I Found You! Enjoy!

Monday, December 5, 2016

Mimpi Itu... [part 11]

For the God sake, this dream is really embarrassing af...

Pada sore yang gerimis, aku datang sendirian ke konser White Shoes & The Couples Company (WSATCC). Tadinya mau pergi sama teman, tapi tiba-tiba dia bilang gak bisa datang karena ada keperluan penting mendadak.

Well, tapi itu gak masalah sih karena aku biasa jalan sendiri.

Aku mengantri masuk ke dalam venue. Di dalam banyak sekali booth, dari makanan, kosmetik, hingga pakaian (ini konser apa pasar tumpah sih?!). Saat melewati booth Laneige, aku diberikan banyak sample BB cushion dengan package berbeda yang super cute. Aku sempat kesulitan dengan sample BB cushion tersebut, sehingga beberapa sample jatuh ke lantai.

Seseorang di belakangku langsung menolongku mengambil sample yang jatuh di lantai. Saat aku menengok untuk berterima kasih, terlihat pria tinggi gagah berkacamata dengan kepala gundul yang tak asing lagi (tapi saya lupa namanya siapa).

"Gue bantu ya," ujarnya.

Aku hanya mengangguk, karena memang sedikit kewalahan dengan banyaknya sample BB cushion di tangan. Tas yang aku kenakan pun terlalu kecil untuk memuat sample tersebut.

Kami jalan berdua. Sepertinya pria tersebut sengaja memisahkan diri dengan kawannya, dan jalan bersamaku. Suasana ramai, tapi kami berdua cukup hening.

"Dari dulu gue pengen ngobrol sama elo. Jadian sama lo," ujarnya tiba-tiba.

Aku menengok ke arahnya dengan wajah kaget. Kemudian aku memandanginya dengan tatapan heran.

"Iya benar. Gue pengen banget pacaran sama elo,"

Tiba-tiba saya terbangun.

WTF! Pria itu adalah salah satu personil band favorit saya. Asli... rasanya mau ketawa ngakak. Ini ngefans sampai kebawa mimpi gini, gimana ceritanya sih? Aduh! 😂

Wednesday, November 30, 2016

[Live] The Sounds Project Vol. 2

Musik Gunadarma: The Sounds Project Vol. 2 at Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta Selatan (November 25, 2016). Recording with Apple iPhone SE and editing with Adobe Premiere Pro CS6.

Line-up on playlist: Maliq & D'essentials, The Adams, The Trees and The Wild, White Shoes and The Couples Company, and Barasuara.

Enjoy!

Saturday, November 19, 2016

The Trees & The Wild: I'll Believe In Anything Tour Jakarta

The Trees and The Wild: I'll Believe In Anything Tour
(ki-ka) Andra, Innu, Tyo, Remedy, dan Tamy.
Pic from here.

Ada kabar gembira! 
Band favorit asal Bekasi yang belum lama ini mengeluarkan album kedua setelah 7 tahun hiatus akan mengadakan konser tunggal!

The Trees and The Wild (atau Trees & Wild, disingkat TTATW) akan mengadakan konser tunggal bertajuk I'll Believe In Anything Tour bekerjasama dengan Institut Français d'Indonésie (IFI) di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Tour ini diadakan dalam rangka rilisnya album Zaman, Zaman pada September lalu.

Harga tiket tournya pun bisa dibilang 'memuaskan' kok. Dengan HTM 120 ribu rupiah, kalian akan dapat satu album Zaman, Zaman dalam bentuk kaset. Iya, kaset! Kabarnya kaset ini hanya diproduksi untuk acara I'll Believe In Anything Tour aja. Super eksklusif!

Awalnya pihak SRM Band Management hanya mengadakan satu kali show di IFI Jakarta. Waktu show bertambah seiring dengan meningkatnya antusias penikmat musik The Trees and The Wild. Ada early show mulai pukul 14.00 - 16.00 WIB dan late show mulai pukul 16.00 - 18.00 WIB. Saya tetap menonton mereka saat late show. Maklum suka bangun siang, jadi tak akan sempat untuk nonton early show.


The Trees and The Wild's I'll Believe In Anything Tour.
Foto oleh Thea Arbar.

Antrian penonton late show sudah mengular dari pukul 15.20 WIB. Tetapi penonton early show baru keluar pukul 16.20 WIB, dan penonton late show baru bisa masuk ke auditorium pukul 16.30 WIB. Beruntung saya dapat tempat duduk dengan view yang ciamik, sehingga kelima personelnya terlihat dengan jelas dari atas panggung.

Opening act dibuka oleh Rangkai, duo yang baru berdiri selama 4 bulan. Saya lupa kedua nama personelnya karena terlalu fokus dengan 4 buah lagu yang mereka bawakan. Musik mereka enak didengar karena ada berbagai macam alat musik yang digunakan oleh mereka, salah satunya pianika dan harmonika. Mereka juga sangat interaktif dengan para penonton.


Rangkai membuka I'll Believe In Anything Tour.
Foto oleh Thea Arbar.

Setelah itu masuklah kelima personel The Trees and The Wild. Kali ini tanpa membawa botol/kaleng beer, dan hari ini Remedy (vocal) tampil rapi dengan mengenakan kemeja warna hitam. Saya kaget karena biasanya Remedy selalu mengenakan kaos seperti ketiga personel pria lainnya.

Ya, inilah yang saya tunggu-tunggu. Untuk memanaskan penjuru auditorium, tanpa basa-basi, band yang terbentuk tahun 2005 ini langsung membawakan Monumen disusul dengan Zaman, Zaman.

Saat auditorium mulai memanas oleh dua lagu tersebut, band yang beranggotakan lima orang ini membawakan lagu yang bertempo sedikit pelan, Srangan dan memanas kembali saat Tuah/Sebak dilantunkan.

Tiba-tiba kejutan dilancarkan setelah mereka membawakan Tuah/Sebak, REMEDY BERBICARA KEPADA PENONTON setelah roadman TTATW, Mas David membisikan sesuatu ke telinganya. Remedy berkata bahwa mixer mereka ngehang. Mereka perlu waktu 15 menit untuk mereset ulang mixer tersebut.

Ada alasan mengapa saya kaget mendengar Remedy berbicara kepada penonton ditengah-tengah show. Percaya atau tidak, selama ini mereka selalu membabat habis setlist sampai akhir TANPA PERNAH SEKALIPUN berbicara dengan penonton. Ini merupakan peristiwa yang langka!


The Trees and The Wild's I'll Believe In Anything Tour.
(ki-ka) Remedy, Andra, Tamy, Tyo, dan Innu.
Foto oleh Thea Arbar.

Dalam kurun waktu tersebut, Remedy mengajak keempat personel lainnya untuk membawakan Our Roots, salah satu lagu dalam album pertama mereka, Rasuk. Koor kegirangan penonton pecah. Saya merinding sendiri.

Selesai Our Roots dilantunkan, naik kembali Mas David ke atas panggung, membisikan sesuatu ke telinga Remedy. Setelah itu Remedy berinteraksi kembali ke penonton menanyakan lagu apa yang mau dibawakan selanjutnya. Saya berteriak "Irish Girl!" beberapa kali, tetapi kebanyakan penonton berteriak "Kata!" atau "Malino!".

Melodi Kata terdengar. Ah pupus harapan saya melihat mereka membawakan track favorit saya dari album Rasuk, Irish GirlTanpa jeda, band asal Bekasi ini langsung membawakan Saija. Sepertinya mixer mereka sudah berfungsi sebagaimana seharusnya.

Saija remuk, dan dia kan sadar yang tak diam dengannya hanya waktu.

Dilanjutkan dengan track favorit saya, Empati Tamako

Mereka akan berkata, kesedihanmu akan pergi terhempas angin selatan yang penuh debu, terbawa sampai ufuk timur terjauh.
Dan kau akan terdiam. Bertanya dalam hati kapan ini ‘kan berakhir dan terbawa sampai ufuk timur terjauh.
Dan kau pernah melangkahkan kaki dan sejengkal sadar dan melantunkan, "Terang yang kau dambakan, hilanglah semua yang kau tanya".

Empati Tamako menjadi penutup I'll Believe In Anything Tour di IFI Jakarta. Saya sempat kecewa karena Nyiur tidak dibawakan. Tetapi semua kekecewaan itu hilang tatkala saya dapat mewawancarai Remedy, Andra, dan Tyo secara eksklusif!

Tuesday, September 27, 2016

Mimpi Itu... [part 10]

Ini bukan pertama kalinya saya bermimpi sedang memadu kasih dengan kekasih saya. Tapi mimpi kali ini is getting too real! Seakan peristiwa itu baru terjadi beberapa jam yang lalu. Hangat genggaman tangannya pun masih terasa di telapak tangan saya.

Sekelompok anak muda; aku, sang kekasih, dan beberapa temanku bersama pasangannya datang ke toko buku yang malam harinya berubah menjadi bioskop mini. Kami ke sana untuk observasi tugas kuliah.

Di dalam bioskop, aku dan sang kekasih duduk bersebelahan, menggenggam tangan bersama. Aku menyandarkan kepala saya di bahunya. Kami menonton film zaman dulu dengan tenang dan nyaman.

Setelah filmnya selesai, aku meninggalkan sang kekasih dan langsung keluar mencari pemilik bioskop itu untuk diwawancara. Setelah selesai bertemu dengan pemiliknya dan mewawancarainya, aku berdiskusi dengan teman-teman sekelompok di sebuah cafe yang tak jauh dari lokasi bioskop mini tersebut.

Pada saat aku sedang serius berdiskusi, sang kekasih langsung menggenggam tanganku dengan lembut. Jantungku berpacu dengan cepat. Dilihat dari situasi ini, sepertinya aku dan sang kekasih belum lama memadu kasih.

Setelah menutup diskusi, karena semuanya berpasangan, kami semua mulai berpacaran. Aku dan sang kekasih ngobrol dengan santai. Sesekali dia menggenggam tanganku dengan lembut. Genggaman tangannya sungguh menghangatkan jiwa.

Dia memiliki senyuman termanis yang pernah aku lihat. Wajahnya lembut dan rambutnya yang pretty messy, tinggi badannya... I like them all so much!

Tiba-tiba mimpi dipercepat. Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba jumping ke scene yang super aneh.

Aku berada di parkiran depan cafe dan meluncur pergi sendirian. Jalanan begitu sepi dan gelap, tapi aku tetap meluncur pergi.

Karena aku membawa motor pelan-pelan, tiba-tiba sesuatu menyentuh pinggangku dan sontak aku kaget dan teriak panik. Aku terjatuh dari motor dan tak sadarkan diri.

Saat terbangun aku masih berada di pinggir jalan, tetapi aku terbangun dalam pelukan kekasihku. Setengah sadar aku melihat teman-temanku yang lain berkelahi dengan orang yang tak aku kenal. Sirine mobil polisi berbunyi tak jauh dari tempat kami.

"Kamu gak apa-apa kan?! Hampir aja kamu kena begal!"

Wajah kekasihku terlihat panik, dan dia memelukku dengan kencang. Ku dengar suara jantungnya berpacu dengan cepat.

Tiba-tiba saya terbangun dan masih bisa merasakan pelukan dan genggaman tangan pria itu. Oh God, why? :(

Tuesday, September 6, 2016

[Live] Efek Rumah Kaca: Tiba Tiba Suddenly Konser

Efek Rumah Kaca live at Tiba Tiba Suddenly Konser - Ruru Radio, Gudang Sarinah Ekosistem, Jl. Pancoran Timur II No. 4, Jakarta Selatan (September 6, 2016). Recording with Apple iPhone SE and editing with VideoShow app. Enjoy!

Wednesday, August 31, 2016

[Live] Road To Soundrenaline - Beer Brother Kemang

The Trees and The Wild live at Road to Soundrenaline - Beer Brother, Kemang (August 31, 2016). Recording with Apple iPhone SE and editing with VideoShow app. Enjoy!




Tuesday, July 26, 2016

Mimpi Itu... [part 9]

Aku terbangun dari tidurku yang melelahkan dipelukan seorang pria berkulit sawo matang yang tingginya sekitar 175cm.

Aku melihat sekeliling. Tampak pemandangan yang selalu kulihat setiap hari; kamarku yang berantakan dan penuh dengan bau buku-buku lama serta debu-debu tipisnya.

Lalu mengapa ada pria yang tidur disampingku, memelukku dengan wajahnya yang tenang dan nyaman? Setahuku, aku tidak memiliki kekasih ataupun crush yang sedang aku perhatikan. Setahuku, beberapa jam yang lalu aku sendiri. Literally sendiri.

Apakah aku melakukan one night stand?

Tapi kalaupun ternyata pria ini adalah pasangan one night stand, kenapa harus melakukannya di kamarku, melakukannya di kamarku di rumah orang tuaku?!

Ah tapi melihat lengkapnya pakaian yang aku dan pria itu kenakan, kemungkinan besar kami tidak melakukan apa-apa. Aku menghela nafas. Syukurlah.

Aku terbangun, perlahan melepaskan pelukan hangat pria itu, lalu berjalan ke luar kamar. Aku melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi, kemudian melihat pintu kamar orang tuaku yang tertutup rapat, terkunci. Aku menghela nafas kembali, lega mengetahui kedua orang tuaku sudah berangkat kerja.

Aku kembali masuk ke dalam kamar dan berbaring di samping pria itu, memperhatikan baik-baik wajahnya yang bisa dibilang sempurna; alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, dan bibir merona merah natural.

Aku bertanya dalam hati, bagaimana bisa pria dengan fisik sempurna sepertinya tidur di sampingku?

Sejujurnya aku bukanlah tipe wanita bagi pria sepertinya. Aku tahu karena aku sering ditolak oleh pria sepertinya.

Terlalu banyak berpikir, aku tertidur kembali di samping pria ini.

Aku terbangun. Pria itu tidak ada. Ah, benar kan! Tadi hanya mimpi belaka.

Aku keluar dari kamar, menuju lemari es. Saat akan menenggak susu stoberi kesukaanku, dua lengan memelukku dari belakang. Nafas indah terdengar di telingaku.

"Sarapannya sudah siap," kata pria itu.

Aku hanya mengangguk pelan dan mengikuti pria itu ke halaman belakang. Di halaman belakang terdapat ibu, ayah, kakak, abang, serta kedua kakak ipar dan keponakanku. Mereka menyambutku dan pria ini dengan suka cita.

Ada apa ini?

Siapa pria ini?

Saat itu saya terbangun dari mimpi absurd ini -tanpa mengetahui dengan jelas siapa pria yang ada di mimpi saya barusan. Ah...

Thursday, June 30, 2016

[Review] Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Halo!

Jadi, seminggu yang lalu saya dikirimi produk Cetaphil Gentle Skin Cleanser dan saya benar-benar tidak sabar untuk mereview produk ini, karena ternyata produk ini tidak seperti yang saya duga selama ini. Cetaphil Gentle Skin Cleanser benar-benar bekerja dengan baik di tipe wajah berminyak, berjerawat sekaligus sensitif seperti wajah saya ini.


Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Sebelumnya saya sudah sering baca dan menonton review para beauty blogger dan vlogger mengenai produk Cetaphil Gentle Skin Cleanser ini, tapi saya belum berminat membeli dan mencoba produk ini karena harganya yang lumayan mahal bagi mahasiswi kere yang sehari-harinya hanya bisa makan di warteg samping kampus seperti saya ini.


Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Tapi memang benar mengenai peribahasa ada uang, ada barang. Walaupun (menurut dompet saya) produk cleanser ini lumayan mahal (Rp 112.000 - isi 125 ml), tapi Cetaphil Gentle Skin Cleanser bekerja dengan sangat baik dalam membersihkan wajah.

Dari yang tertera, Cetaphil Gentle Skin Cleanser merupakan cleanser untuk semua jenis kulit yang bebas sabun dan wewangian. Menurut saya, bau Cetaphil Gentle Skin Cleanser lebih seperti bebauan salep tapi tidak menyengat, dan yang paling saya suka cleanser ini tidak membuat perih wajah berjerawat.


Cetaphil Gentle Skin Cleanser

First impression saya terhadap produk ini adalah saya kurang suka hasilnya yang tidak kesat di wajah. Mungkin karena bertahun-tahun saya terbiasa menggunakan cleanser yang meninggalkan kesan kesat ya, jadi ketika ganti cleanser yang tidak meninggalkan kesan kesat, saya jadi gak suka. Walaupun begitu, saya tetap lanjut menggunakan cleanser ini karena Cetaphil Gentle Skin Cleanser tidak membuat wajah saya breakout (ini poin plus banget!).



Tekstur Cetaphil Gentle Skin Cleanser.

Cetaphil Gentle Skin Cleanser menyarankan dua cara pemakaian, yaitu dengan air dan tanpa air. Cara pemakaiannya sama, yaitu pertama-tama usapkan Cetaphil Gentle Skin Cleanser dan gosok dengan lembut pada kulit wajah yang masih kering, kemudian bilas dengan air atau  tanpa air, bersihkan dengan handuk/kapas. Sejujurnya, saya menyukai pemakaian tanpa air, rasanya lebih bersih di wajah.



Tampak produk Cetaphil Gentle Skin Cleanser pada kulit.

Karena saya wanita yang lumayan malas mandi kalau sudah pulang malam, beginilah pemakaian Cetaphil Gentle Skin Cleanser ala saya: bersihkan semua debu dari wajah dengan produk micellar water favorit kamu, setelahnya usapkan dan pijat sebentar Cetaphil Gentle Skin Cleanser di wajah dan bersihkan dengan kapas, kemudian usap wajah dengan produk toner favorit kamu. Selesai! :))

Setelah pemakaian Cetaphil Gentle Skin Cleanser hari ketiga, jerawat kecil yang hinggap di wajah saya perlahan mengempis dan beberapa diantaranya menghilang tanpa bekas!


Woah!


Jujur, saya akan melanjutkan pemakaian produk ini hingga habis, dan mungkin akan mencoba produk Cetaphil lainnya (buru-buru kasih tau Mamak soal Cetaphil biar bisa beli produk Cetaphil lainnya :p).




Oiya, informasi lebih lanjut mengenai produk Cetaphil bisa dilihat di sini.


PS: This is a sponsored post, but all opinions are my own.

Sunday, May 15, 2016

Barasuara: Taifun Tour 2016 di Jakarta

Barasuara: Taifun Tour 2016
(atas) Marco, TJ, Iga
(bawah) Asteriska, Gerald, Puti
Pic from here.

Saya lupa kapan pertama kalinya saya menonton live performance Barasuara. Yang saya ingat, saat itu Barasuara belum mengeluarkan album Taifun, tetapi musik mereka dengan hebatnya terngiang-ngiang di kepala saya.

Semenjak itu, saya selalu mencari tahu jadwal manggung mereka, menyaksikan video-video mereka di YouTube, dan menonton live performance mereka bersama sahabat-sahabat (yang juga menyukai musik mereka) bila sedang tidak sibuk dengan tugas-tugas kampus.

Selama dua minggu (2-15 Mei 2016), Barasuara menggelar tour pertama bertajuk Taifun Tour 2016 yang dipersembahkan oleh UrbanGiGs dan Juni Concert. Taifun Tour 2016 ini menyambangi enam kota di Pulau Jawa, yaitu Yogyakarta, Malang, Surabaya, Solo, Bandung, dan berpuncak di Jakarta.

Saya dan sahabat saya, Amalia, bisa dibilang cukup beruntung dapat menyaksikan live performance Barasuara di Taifun Tour 2016. Kami sempat khawatir akan kehabisan tiket karena saat pertama kali Taifun Tour 2016 diumumkan, kami tidak punya uang sepeserpun untuk membeli tiket. Tetapi Tuhan berkata lain, saya dan Amalia dapat rejeki seminggu sebelum Taifun Tour 2016 di Jakarta digelar.

Pukul lima sore, setelah bermacet-ria dari Depok, saya dan Amalia mendarat dengan mulus di Gudang Sarinah, Pancoran Timur II, Jakarta Selatan. Sesampainya, kami langsung menukarkan nota dengan tiket dan menunggu open gate. Fyi, ini kedua kalinya saya dan Amalia datang ke Gudang Sarinah untuk menyaksikan gigs band-band indie Indonesia.

Barasuara: Taifun Tour 2016 tickets.

Barasuara: Taifun Tour 2016 gate.

Amalia and I, in front of Barasuara: Taifun Tour 2016 gate.

Saya tidak tahu apakah ini acara molor atau memang sengaja diplanning seperti itu, karena dikatakan open gate pukul 6, tapi kami terpaksa berbaris sambil berdiri selama sejam di depan gate dan baru bisa memasuki venue pukul 7 malam. Di dalam venue pun kami harus menunggu kembali selama 30 menit. Tapi, walaupun begitu, kami cukup beruntung bisa berdiri di barisan paling depan!

Barasuara: Taifun Tour 2016 stage.

Taifun Tour 2016 di Jakarta dimulai dengan naiknya dua drummer kakak-beradik Marco Steffiano dan Enrico Octaviano. Mereka memainkan drum dengan tempo yang hampir sama. Saya terpukau. Bisa dibilang ini family goal banget ya! Gila!

Kemudian naiklah Iga Massardi (vokal/gitar), Gerald Situmorang (bass/gitar), TJ Kusuma (gitar), Asteriska (vokal), dan Puti Chitara (vokal) ke atas panggung. Mereka berdiri di posisi masing-masing dan bersiap-siap. Kembang api air mancur yang menyala di panggung tanpa aba-aba menjadi pembuka lagu Hagia. 

Sempurna yang kau puja dan ayat-ayat yang kau baca, tak kurasa berbeda
Kita bebas untuk percaya
“Seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”

Setelah Hagia selesai, dengan cepat mereka membawakan Nyala Suara yang membuat para penonton bernyanyi dan berjoget bersama. Gudang Sarinah memanas perlahan tapi pasti.

Baramu padam, baramu padam
Lara menyala tanpa suara
Bara dalam sekam
Kala merdeka ada suara
Riak melebur, peluh membaur
Karam dalam diam
Karam dalam bara dalam sekam

Barasuara: Taifun Tour 2016.

Selesai membawakan Nyala Suara, Iga Massardi, selaku ketua geng Barasuara, memberikan speech yang saya rasa sedikit agak ngaco. Setelah sadar speech yang dia bicarakan tadi agak ngaco, Iga langsung berkata, "Lagu selanjutnya..." yang kemudian dibalas dengan koor dari penonton. Tarintih dibawakan dengan enerjik oleh band ini. Saya dan seluruh penonton kembali bernyanyi dan berjoget bersama.

Keras serapah dari semua yang kau tahu
“Apapun yang kan kamu cari adalah bisikanku”
Tak engkau ingat tajam hujam aksaramu
“Tak kau tahu kau mau sandarkan di bahuku?”
Bertabur buih air mata yang terluka
Belati itu belati tebar pedih tebar perih
Berbunga bunga ketika lihatmu ada
Menari nari merintih redam sedih redam sedih
Terlambatkah sudah, surga di telapak kakimu?

Iga dan kawan-kawan Barasuara kembali membawakan speechnya dan mulai mengganti alat musik mereka dengan yang lain. Saya lupa mereka berbicara apa, karena saya fokus melihat Marco (yes! he's my favorite personil in Barasuara). Kemudian terdengar petikan gitar dari Gerald. Mereka membawakan Taifun yang (lagi-lagi) membuat penonton kompak bernyanyi bersama.

Di dalam hidup ada saat untuk berhati-hati atau berhenti berlari
Tawamu lepas dan tangis kau redam di dalam mimpi yang kau simpan sendiri
Sumpah serapah yang kau ucap tak kembali
Tak kembali
Semua harap yang terucap akan kembali
Akan kembali
Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu
Kau menari dengan waktu tanpa ragu yang membelenggu

Barasuara: Taifun Tour 2016.

Tanpa istirahat, mereka membawakan Mengunci Ingatan yang membuat saya dan (mungkin) beberapa penonton baper, karena liriknya yang agak menye-menye.

Sembuhkan lukamu yang membiru
Serpihan hatimu yang berdebu
Pagimu yang terluka
Malammu yang menyiksa
Hal yang ingin kau lupa
Justru semakin nyata
Mengunci ingatanmu
Menahan masa lalu
Memori yang membisu
Harapan yang berdebu

Setelah menye-menye dengan Mengunci Ingatan, Iga membuka speech lagi dan mereka akan membawakan lagu baru mereka yang berjudul Samara. Iga menyarankan para penonton untuk merekam Samara, agar fans Barasuara di kota lain (yang tidak termasuk dalam rangkaian Taifun Tour 2016) juga bisa menikmati lagu baru ini.

Senjamu yang kian temaram
Surya tenggelam kau tak padam
Senyummu dalam kegelapan
Tawanya larut dalam diam
Gelapmu jadi kediaman
Yang benderang yang kau harapkan
Di dalammu, di dalammu
Ada dendam melagu
Sinar terang yang kau harapkan
Senjamu yang kian temaram
Surya tenggelam kau tak padam
Gelapmu jadi kediaman
Di dalammu dendam melagu
Samara, Ani, Jiyana
Senjamu yang kian temaram
Surya tenggelam kau tak padam
Samara, Ani, Jiyana
Kita bisa tenggelam dan bisa padam
Atau bangkit berjalan lalu melawan


Menunggang Badai menjadi lagu selanjutnya yang dibawakan oleh Barasuara. Di lagu ini, penonton benar-benar diajak bernyanyi dan berjoget bersama di level yang lebih tinggi dari sebelumnya (tetapi untungnya tidak berakhir ricuh). Beberapa additional player dinaikan di panggung yang tingginya hanya sepinggang orang dewasa itu.

Di dalam mu dendam parah bersarang
Perih mencekam, perih mencekam
Pedih bersulang, pedih bersulang
Lara bersarang, lara bersarang
Dalam peraduan dendam mu meragu
Dalam perasaan diam mu memburu
Dalam kesunyian geram mu bertalu
Dalam keraguan lantas kau berseru

Istirahat sejenak, Iga dan kawan-kawan membacakan sticky notes yang sudah ditulis dan ditempel di papan dekat gate oleh para penonton sebelum acara mulai tadi. Sayang, saya dan Amalia tidak menulis apa-apa karena kami langsung masuk ke venue untuk mengincar barisan paling depan.

Gerald, Puti, dan Marco di Barasuara: Taifun Tour 2016.

"Gerald, ditunggu di kostan nanti!" kata Asteriska, membaca salah satu sticky notes. Asteriska sempat membacakan penulisnya, tetapi saya lupa namanya siapa.

"Buat [yang nulis di sticky notes tadi]. Nih!" kata Gerald sambil mengangkat kaos lincahnya, sehingga memperlihatkan perutnya. Penonton langsung memberikan koor kesenangan.

Marco telanjang dada sambil ngerekam video di Barasuara: Taifun Tour 2016! :'))

Sendu Melagu langsung dimainkan. Penonton berjoget dan bernyanyi bersama kembali. By the way, saya suka sekali permainan drum Marco di lagu ini. Top banget!

Semua yang kau rindu
Semua menjadi abu
Langkahmu tak berkawan
Kau telah sia siakan
Waktu yang kau tahu
Waktu yang berlalu
Ingatmu kau merayu
Ingatnya kau berlalu
Sendu melagu

Api & Lentera menjadi lagu selanjutnya yang dibawakan dengan enerjik oleh Barasuara. Kita, para penonton, lagi-lagi diajak bernyanyi dan berjoget bersama di level yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan lagi-lagi permainan drum Marco di lagu ini membuat saya terpesona. Duh, Marco!

Lepaskan rantai yang membelenggu
Nyalakan api dan lenteramu
Sampaikan mereka bara dan suara
Berlalu, lalu kini kau menunggu
Serap seram di pundakmu
Lambat laun kan menari, kan berlari
Memori yang dulu kau hapuskan akan berlari
Saranku kau berhenti menyiksa diri
Waktu yang akan mengobatimu
Yang kau perlu kau mendewasakan itu
Kita kan pulang dengan waktu yang terbuang
Dan kenangan yang berjalan bersama

Bahas Bahasa menjadi lagu penutup yang benar-benar membuat kami, para penonton, puas dengan Taifun Tour 2016 di Jakarta ini. Apalagi ditambah dengan permainan drum kakak-beradik Marco dan Enrico yang super sekali.

O! Itu tak kau lihat tak kau ragu
Peluh dan peluru hujam memburu
Bahasamu bahas bahasanya
Lihat kau bicara dengan siapa
Lidah kian berlari tanpa henti
Tanpa disadari tak ada arti
Bahasamu bahas bahasanya
Lihat kau bicara dengan siapa
Makna – makna dalam aksara
Makna mana yang kita bela
Berlabuh lelahku
Di kelambu jiwamu

Para crew berfoto bersama di atas panggung Barasuara: Taifun Tour 2016.

Walaupun venuenya tidak terlalu besar, panas, dan penuh sesak, tapi kami puas. Terima kasih atas musik hebat kalian. Terima kasih atas joget-joget dan nyanyi bersama tadi. Terima kasih atas durasi satu setengah jam kurang yang sangat menghentak. Terima kasih Barasuara. Kalian hebat!

Sampai jumpa di gigs selanjutnya!