Sunday, April 3, 2011

I Don't Remember

Mengalun pelan. Sambil mendengarkan lagu ini, aku mengambil novel Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika. Aku iseng-iseng membaca karena jenuh. Jenuh karena angkutan umum ini masih saja 'ngetem'. Padahal sudah ada beberapa orang, termasuk aku, di dalam angkutan umum ini.

Tak lama kemudian, naiklah seseorang lelaki. Dan dia adalah lelaki yang aku sukai itu! Ini kedua kalinya kami menaiki angkutan umum yang sama. Ini bukan kebetulan! Ini keajaiban!

Lelaki itu duduk berhadapan denganku lagi! Lelaki itu duduk di depanku! Aku grogi. Aku... Aku... Aku senang bukan main! Aku berteriak-teriak dalam hati, "INI TIDAK MUNGKIN!!! IA DUDUK DI DEPANKU LAGI! BERHADAPAN DENGANKU LAGI!"

Lelaki itu mengeluarkan novelnya. Novel fiksi setebal 800 halaman itu dibacanya sambil mendengarkan mp3. Aku dan lelaki itu sama-sama mendengarkan mp3 dan kami sama-sama membaca novel. Oiya, kami sama-sama memakai kacamata juga.

Aku menahan tawa sampai sedikit mengeluarkan air mata saat membaca chapter 'Panduan Menghadapi Cewek Sehari-hari'. Tak lama kemudian, ada selembar tissue yang melayang kearahku. Sampai menutupi pandanganku. Aku langsung mengambilnya dan yang memberikan tissue itu adalah... adalah lelaki itu! Kenapa!?

"Kok nangis baca novel? Emang sedih ya?" Tanya lelaki itu. Aku langsung tertawa terbahak-bahak. Orang-orang langsung melihatku heran. Aku langsung diam, malu.

"Haha... Enggak sedih kok. Ini malah lucu. Gue tadi nahan ketawa. Hehe..." Jawabku santai tapi dalam hati grogi dan malu.

"Oh, kirain. Jadi malu nih gue gara-gara salah sangka. Hehe..." Wajah lelaki itu langsung memerah malu.

"Haha... Gak apa kali. Mau baca gak? Lucu banget novelnya. Hehe..." Aku langsung menyodorkan novel Marmut Merah Jambu-ku. Lelaki itu langsung mengambilnya dan membacanya sebentar. Lalu dia tertawa terbahak-bahak. Aku ikut tertawa.

"Lucu! Gue gak pernah baca buku kayak gini." Aku lelaki itu.

"Emang lo suka baca buku apa?" Tanyaku ingin tahu

"Gue? Gue sukanya buku-buku fiksi-fantasi kayak gini." Lelaki itu menyodorkan novel setebal 800 halaman itu kepadaku. Aku langsung membaca sinopsisnya.

"Eh, ngomong-ngomong soal novel fiksi-fantasi, gue punya karyanya Michael Scott. Bagus banget tentang sihir-sihir." Kataku (yang mulai sok asyik)

"Eh, yang baru terbit judulnya The Necromancer, kan? Gue liat tuh di toko buku kemarin. Cuma gue gak terlalu yakin sama ceritanya." Kata lelaki itu. Aku kanget dan senang karena obrolan kami nyambung.

"Iya itu! Ih, jangan lihat dari covernya aja dong. Seru banget ceritanya. Lo mau gue pinjemin gak yang The Alchemyst?"

"Boleh!"

Dan kami berbincang-bincang hingga tempat memberhentianku terlihat.

"Duluan ya." Kataku sembari turun dari angkutan umum itu. Lelaki langsung melambaikan tanganya.

Sungguh... Hari ini adalah hari yang tidak akan kulupakan seumur hidup. Aku berbincang-bincang bersama lelaki yang aku suka itu.

Tengah Hari, Panas, Angkutan umum, Pertama kali, Berbincang bersamamu.

@theaarbar

Saturday, April 2, 2011

When You Love Someone

Lagu ini mengalun pelan di telingaku. Aku benar-benar tidak bisa fokus mendengarkan lagu ini. Semua panca indraku menjadi tumpul, kecuali indra penglihatanku. Lelaki yang sedang duduk di depanku ini adalah orang yang selama ini aku sukai dan hari ini kami tidak sengaja menaiki angkutan umum yang sama.

Antara senang, bahagia, galau dan malu. Aku benar-benar butuh oksigen untuk bernafas. Lelaki itu sungguh mempesona hatiku ini. Aku tak kuat harus berada lama-lama di dekat lelaki yang aku sukai ini.

"Cepat pergi! Aku malu harus duduk berhadapan dengan dirimu!" Batinku.

Ah! Pada akhirnya tujuan pemberhentianku terlihat. "Kiri, Bang!" dengan cepat, supir angkutan umum itu berhenti. Aku langsung berdiri untuk turun. Aku menoleh sebentar kearah lelaki yang aku sukai itu dan dia tetap diam, berkutat dengan novel fiksinya. Dengan hati-hati aku turun dari angkutan umum itu.

Setelah aku membayar ongkos, angkutan umum tersebut dengan cepat melaju kembali. Membawa lelaki yang aku sukai itu beserta novel fiksinya. Angkutan umum itu semakin menjauh. Dan pada akhirnya hilang dari pandanganku.

Angkutan umum, Pulang sekolah, Bersamamu dan novel fiksimu.

@theaarbar