Thursday, September 21, 2017

Pengabdi Setan: Ibu Datang Kembali

Poster Instagram Pengabdi Setan (dok. Rafi Films)

Setelah mengidap penyakit aneh selama 3 tahun, Ibu (Ayu Laksmi) akhirnya meninggal dunia. Karena tekanan ekonomi, Bapak (Bront Palarae) lalu memutuskan untuk mencari nafkah di luar kota, meninggalkan keempat anak; Rini (Tara Basro), Toni (Endy Arfian), Boni (Nasar Anuz), dan Ian (M. Adhiyat) serta Ibundanya (Elly D. Luthan) yang duduk di kursi roda.

Tak lama setelah Bapak pergi, keempat anak tersebut merasa bahwa Ibu kembali berada di rumah. Situasi semakin menyeramkan ketika mereka mengetahui bahwa Ibu datang lagi tidak sekedar untuk menjenguk, tetapi juga untuk menjemput mereka.


Pengabdi Setan (Satan’s Slave) merupakan film produksi Rafi Films tahun 1980 yang ditulis dan disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra. Kali ini Rafi Films bekerjasama dengan sutradara Joko Anwar untuk meremake film Pengabdi Setan.

Saat mendengar film Pengabdi Setan akan diremake oleh Joko Anwar, saya pikir akan melihat karakter ikonik nan jahat Bibi Darminah (diperankan oleh Ruth Pelupessy), karakter Pak Karto (diperankan oleh I.M. Damsyik) yang taat agama tetapi sering sakit-sakitan, atau karakter Rita (diperankan oleh Siska Karabety) anak muda yang tak percaya tahayul dan senang hura-hura padahal Ibunya belum lama meninggal dunia, ternyata saya tidak mendapatinya.


Banyak perbedaan mencolok antara film Pengabdi Setan original dan versi remakenya. Mulai dari plot cerita, karakter dan latar belakang mereka yang berbeda tetapi esensinya tetap sama. Remake Pengabdi Setan lebih vivid dari segi cerita dan karakter. Bisa dikatakan bahwa plot cerita remake ini sedikit lebih rumit dari versi originalnya, tetapi untungnya digambarkan dengan baik oleh sang sutradara. Menurut saya, Pengabdi Setan remake ini seperti jawaban atas pertanyaan yang muncul tetapi tak terjawab dengan baik pada Pengabdi Setan original.

Dalam gelaran konferensi pers di Epicentrum XXI, Rabu (20/9/2017), Joko Anwar selaku sutradara sempat memberikan statement mengenai perbedaan plot cerita versi original dan remake, “Ketika kita mau remake sebuah film, tidak bisa mengulang kembali adegan yang sudah dibuat film sebelumnya. Sensibilitas penontonnya pasti berbeda, apa yang menakutkan di zaman dulu belum tentu dianggap menakutkan sekarang.”

First impression setelah menonton screening film ini: ADIK CAPEK NONTONNYA, BANG!

Pengabdi Setan remake ini mampu memberikan kengerian aneh yang membuat saya sulit tidur setelah menontonnya. Dengan durasi 105 menit, Joko Anwar tidak membiarkan saya dan para penonton lainnya bernafas lega. Banyak kejutan-kejutan menyeramkan (jump scare) tetapi tidak murahan yang membuat penonton berteriak kaget kemudian menutup mata atau telinganya (I do both! ðŸ˜±).


Setan-setan yang bertebaran dalam film ini pun murni memakai special make-up effects tanpa efek digital komputer. Ditambah sound effect dan original soundtrack berjudul “Kelam Malam” yang dinyanyikan Aimee Saras menambah atmosfer gelap dan menyeramkan dalam film ini. Inilah yang membuat Pengabdi Setan remake lebih terasa ngeri dibanding film originalnya.

Sedikit bocoran, ada beberapa adegan (favorit saya) dalam Pengabdi Setan original yang didaur ulang dengan baik oleh Joko Anwar, yaitu adegan saat sedang ibadah dan adegan kecelakaan Herman yang diperankan oleh Simon Cader pada Pengabdi Setan original.


Cerita-cerita horor dibalik pembuatan film remake ini menambah kengerian tersendiri. Rumah tua di kawasan Pangalengan, Jawa Barat yang menjadi lokasi syuting ternyata memiliki kisah horor. Walaupun kondisinya sudah buruk sehingga harus direnovasi terlebih dahulu, Joko Anwar tetap memakai lokasi tersebut karena dari segi layout dan naskah sangatlah cocok. Cerita horor terjadi pada malam hari, suara misterius sempat terekam tak sengaja dari halaman oleh salah satu crew yang sedang break syuting. Cerita berhantu rumah tersebut sempat viral dan masuk ke dalam trending topic forum terbesar di Indonesia, Kaskus.

Akhir kata, sejujurnya elemen suara lonceng dalam film Pengabdi Setan remake tidak membuat saya ngeri sama sekali, tetapi malah membuat saya teringat tukang es dongdong atau es cincau keliling yang suka lewat di depan rumah. Aneh memang.

Oke, kalau kalian penasaran dengan sosok Ibu, saksikan film Pengabdi Setan yang akan tayang di seluruh jaringan bioskop di Indonesia mulai Kamis, 28 September 2017.

Sebelum nonton, ingat pesan Bibi Darminah, “Akan aku hancurkan manusia-manusia tak beriman seperti kalian. Kami akan selalu datang disetiap diri manusia, selagi agama cuma menjadi kedoknya.”

Dengan beberapa perubahan, tulisan ini juga dimuat pada situs komunitas gerakan nonton GudangFilm, klik di sini jika ingin membaca.

Tuesday, September 19, 2017

Mimpi Itu... [part 12]

Rasanya terlalu banyak film horror dan thriller yang saya tonton, sehingga mimpi macam ini hadir sebagai bunga tidur saya. Ini seperti sedang nonton film romantis dengan twist ending yang tidak kamu harapkan...

Seperti malam-malam biasa lainnya, kami bertiga; aku, kekasihku, dan sahabat priaku sedang berada di basecamp. Entah ada project apa yang akan kami kerjakan, tapi sepertinya kami sedang menunggu sesuatu untuk datang.

Setelah berbincang-bincang, kami memisahkan diri. Aku dan kekasihku berbincang  dan bercanda layaknya sepasang kekasih normal di sofa empuk yang cukup lebar, sedangkan sahabat priaku asyik bermain smartphone di lantai beralaskan karpet.

Beberapa waktu berlalu. Saat aku sedang bercanda sambil memeluk, tiba-tiba kekasihku langsung duduk tegap dan diam seribu bahasa. Wajahnya menjadi datar dan pucat. Aku memanggil sambil mengguncang bahunya.

"Bey, kenapa?" tanyaku heran.

Tiba-tiba badan kekasihku bergerak tak karuan, sepertinya kesurupan! (Disini saya panik karena saya yang paling dekat dengannya)

Bergerak tak karuan seperti salah satu scene di film Annabelle: Creation di atas ini.

"LARI!!!" teriak sahabat priaku dengan wajah panik. Ia langsung keluar dari ruangan, meninggalkanku yang masih panik.

Ketakukan mengalahkan kasih sayang, aku lari dari ruangan 30 detik setelah sahabat priaku. Kami lari ke jalanan beraspal tanpa alas kaki.

Sahabat priaku sudah berlari jauh. Aku mencoba mengejarnya, nafasku sesak, kakiku sakit karena terlalu lama berlari di atas aspal tanpa alas kaki.

Entah mengapa jalanan aspal itu begitu panjang dan sunyi, seperti tak ada akhirnya. Hanya ada aku dan sahabat priaku yang terus berlari dengan jarak yang cukup jauh.

Aku tetap berusaha mengejar dan memanggil sabahat priaku, tetapi pelarian itu tak bisa aku lanjutkan karena salah satu tangan kekasihku berhasil menahan bahuku.

Aku panik dan berteriak sekencang-kencangnya karena kekasihku memelukku dengan kencang hingga aku tak bisa bernafas dengan benar, kemudian ia menggigit leherku hingga mengeluarkan darah segar.

DONE! I'M DONE WITH THIS!

Jadi seperti inilah rasanya bangun dari mimpi buruk: keringat mengucur dengan deras dan jantung berdetak kencang tak karuan. Rasanya lebih deg-degan mimpi ini ketimbang mimpi dikejar Tyrannosaurus beberapa bulan lalu. ðŸ˜¢