Tuesday, December 22, 2015

Mamak.

Setiap tahun, tepatnya setiap tanggal 22 Desember, saya selalu menjadi seorang pengecut karena tidak pernah bisa mengucapkan terima kasih saya kepada Mamak secara langsung. Saya menjadi seorang pengecut karena selalu mengucapkan terima kasih saya kepada Mamak lewat layanan pesan singkat.

Namun bisa dibilang saya beruntung karena Mamak tahu betul bahwa anak ketiganya ini tidak mudah mengatakan hal-hal seperti itu dengan entengnya. Saya ini cengeng, maka pastilah saya akan menangis kalau mengucapkannya secara langsung (saat mengetik postingan ini pun, saya sedang menahan air mata) dan sejujurnya saya tidak mau melihat Mamak menangis, maka dari itu saya tidak mau mengucapkannya secara langsung.

Saya tahu Mamak berkerja keras hanya untuk membahagiakan kami. Saya tahu Mamak banyak menangis karena kami. Saya tahu Mamak sempat mengalami banyak hal sulit. Saya tahu Mamak tidak pandai memasak. Saya tahu Mamak senang berbelanja. Saya tahu itu semua, karena itu tolong maafkan saya karena saya sering membuat Mamak kesal, membuat Mamak kecewa, bahkan membuat Mamak menangis. Sejujurnya bisa dikatakan saya adalah anak yang tidak tahu diuntung karena jarang membuat Mamak bahagia. Maafkan saya. Sekali lagi maafkan saya.

Selamat Hari Ibu, Mamak. Terima kasih telah menjadi ibu terbaik yang pernah saya miliki. Terima kasih untuk semua hal yang telah Mamak berikan kepada saya. Thank you and I love you, Mak.

Mamak and me.

Monday, December 21, 2015

21

Alhamdulillah.

Terima kasih ya Allah. KarenaNya, saya masih bisa mengucap syukur untuk apa yang saya terima selama saya hidup di dunia ini. Saya tahu saya bukanlah umat yang baik karena terkadang saya melupakan hal-hal wajib yang harus dilakukan, tetapi saya tahu Allah SWT tidak akan membenci umatnya, jadi terima kasih untuk segalanya.

Hari ini saya genap berusia 21 tahun.

Usia 21 merupakan usia yang agak menyebalkan. Usia dimana cinta bukan lagi prioritas utama. Usia dimana uang merupakan perkara yang sulit diselesaikan. Usia dimana semua orang akan mempertanyakan kekasih yang bahkan kamu tidak punya. Usia dimana kamu harus bisa mandiri untuk menjalani kehidupan. Usia dimana orang tua mulai khawatir bila anak gadisnya tidak pernah terlihat berkencan dengan pria. Usia dimana Tugas Akhir atau Skripsi menjadi momok menakutkan. Usia dimana segala sesuatunya tidak semudah yang kita pikirkan dahulu. Usia dimana semua pikiran bersatu dan membuatmu gila.

Tapi dengan itu semua, kamu tumbuh menjadi dewasa yang lebih baik.

My 20 is gone and I haven’t done anything

My 20 is gone, I only looked around during my 20


My mom tries to restrict my nights like I’m some delinquent
My unattractive nerd sister only vents hysterically to me
The only person I get along with is my dad whom I barely see
My best friend who dropped out of college only complains

Am I the only one? Was everyone else happy? How about your 20, Girl?
Why is like this? Did everyone else feel electrified? How about your 20, Girl?

I thought a breathtaking love would come
As if a new world would open to me – stupid
Just petty days, just bubble days, goodbye 20

My 20 is gone – you, whom I loved, is gone
My 20 – I’m shocked because I have no breakup symptoms

The timing is just right and a few guys are hitting on me
But the person I want is so cynical towards me, I’m so upset
My only best guy friend says he doesn’t like girls
The girl I hated the most got really pretty, she changed

Am I the only one? Was everyone else happy? How about your 20, Girl?
Why is like this? Did everyone else feel electrified? How about your 20, Girl?

I thought a breathtaking love would come
As if a new world would open to me – stupid
Just petty days, just bubble days, goodbye 20

When you’re 20, you’re always the youngest adult
You’re always the youngest and they always say that I only have to listen to them
When you’re 20, they tell you to have a drink with greasy words – don’t touch me

I thought a breathtaking love would come
As if a new world would open to me – stupid
Just petty days, just bubble days, goodbye 20

I thought a breathtaking love would come
As if a new world would open to me – stupid
Just petty days, just bubble days, please 21

Lim Kim- Goodbye 20 (2013)

Selamat tinggal 20 dan selamat datang 21!

Sunday, December 20, 2015

Midnight Supper: The Trees and The Wild

Saya ingat betul seminggu sebelum acara ini berlangsung, saat malam yang dingin, salah satu teman saya, Amalia mengirim e-flyer mengenai acara ini. Jujur, saya benar-benar lupa mengenai The Trees and The Wild (TTATW) yang akan main tanggal 19 Desember. Padahal sebelumnya saya sudah melihat jadwal main yang mereka posting awal bulan Desember kemarin. Yah, namanya juga mahasiswi tingkat akhir ya, harus memikirkan revisi seminar yang tidak selesai-selesai.

Karena pada tanggal segitu saya libur, saya langsung cari tahu mengenai acara tersebut. Ternyata acara yang akan digelar di Kopitiam Tan, SCBD ini invitation only. Untungnya pembagian invitation yang diadakan di akun Instagram Kopitiam Tan belum tutup. Langsung deh saya daftar (saya juga menyuruh Amalia untuk ikutan daftar, jaga-jaga bila salah satu dari kami tidak berhasil mendapatkannya :p).

And lucky, I got the invitation. Satu invitation hanya berlaku untuk dua orang saja. Tentu saya mengajak Amalia untuk pergi, tetapi karena tiba-tiba anak kostan ini sakit, akhirnya saya pergi dengan teman saya yang lain, Fitria.

Sebenarnya hari itu saya capek berat karena hanya tidur sebentar dan dari subuh sudah harus pergi untuk ngevolunteer di acara Run For Your Lives Indonesia 2015 dan baru bisa pulang dari Ancol setelah magrib (seharusnya saya belum boleh pulang, tapi demi nonton TTATW, saya memelas untuk pulang duluan :p). Untung PIC saya baik banget. Terima kasih Kak Sandro! (abaikan paragraf ini) :'))

Acara Midnight Supper: The Trees and The Wild baru dimulai pukul 22.30 WIB. Band yang berasal dari Bekasi, Barefood, membuka acara dengan lagu-lagu mereka yang ciamik. Sempat mereka membawakan lagu milik musisi terkenal lainnya. Well, sejujurnya saya dan Fitria yang tadinya sudah nguap-nguap karena ngantuk, jadi semangat lagi setelah lihat salah satu personil Barefood bernama Ditto yang bentuknya geek-lucu-keren gitu. Iya, manusia yang bentuknya kayak gitu emang tipe kita banget. Kyaa!

Barefood. Btw, Ditto yang pakai kaos garis-garis :'))

Sejam kemudian, Barefood menyudahi permainan mereka. Agak gak rela melihat mereka selesai bermain, karena dengan begitu kami harus menyudahi kegiatan menatap Ditto.

By the way, saya agak sebal dengan TTATW karena persiapan panggung mereka lama sekali. Lebih dari 30 menit hanya untuk mengeset ulang panggung, tapi entah mengapa itulah yang saya suka dari TTATW.


Para kru sedang persiapan untuk TTATW

Panggung yang sudah siap diselimuti efek magis dari TTATW

Seperti biasa, Remedy, Tamy, dan Innu berada diposisi depan, sedangkan Andra dan Tyo berada diposisi belakang. Kadang merasa gak adil melihat posisi mereka. Andra itu lebih pendek dan lebih kecil dibandingkan keempat personil lainnya, tapi dia selalu berada diposisi belakang. Kan makin gak kelihatan. :(

Saat rekaman seorang pria dengan suara serak yang berbicara sendiri mulai diputar, saya langsung terdiam untuk menikmati jalannya pertunjukkan magis ini. Ketika rekaman pria tersebut hampir selesai, masuklah seluruh personil TTATW; Remedy dengan botol beernya, Tamy yang selalu terlihat memukau penonton pria, Andra yang selalu terlihat imut karena tinggi badannya, Tyo yang gundul serta tinggi gagah, dan Innu yang selalu bermain drum dengan liar di materi album kedua ini. Mereka langsung bersiap diposisi masing-masing.





Jujur, malam itu saya mengeluarkan kamera hanya untuk sekedar memfoto untuk blog saja (dan hanya merekam saat mereka membawakan lagu Empati Tamako). Karena malam itu saya hanya ingin menikmati permainan mereka, saya jadi lupa setlist mereka, but I found their setlist from this site. Nyiur, Tuah Sebak, Serangan, Angel (Massive Attack cover), Saija, dan Empati Tamako adalah setlist mereka malam itu.



Yang membuat saya jatuh cinta dengan materi album kedua mereka ini adalah permainan drum Innu yang benar-benar merasuk. Sempat saya menonton TTATW di Focal Point, Bandung dan dari lagu pertama hingga lagu terakhir, saya cuma fokus lihat Innu main drum macam orang yang sedang kerasukan (sampai saya hapal bagaimana mimik wajahnya Innu saat sedang bermain drum). Sayang saat menonton mereka malam itu, saya berada di sebelah kiri panggung (kalau dari depan panggung, posisi Innu berada di kanan panggung) dan tentu saja saya tidak bisa melihat Innu dengan jelas karena terhalang oleh para pria yang tingginya melebihi saya.

TTATW - Empati Tamako

Pertunjukkan berdurasi satu setengah jam itu merupakan pertunjukkan magis dari The Trees and The Wild yang menutup tahun 2015 dengan sangat baik.

Terima kasih telah memberikan saya (serta penikmat musik TTATW lainnya) pengalaman menonton terbaik yang selalu membuat kami ingin lagi, lagi, dan lagi menonton pertunjukkan magis kalian. Terima kasih karena pertunjukkan magis kalian kali ini merupakan kado terbaik untuk saya tahun ini (fyi, tanggal 21 nanti saya berulang tahun ke 21 tahun).

Sampai jumpa di pertunjukkan magis kalian selanjutnya di tahun 2016!

Tuesday, December 15, 2015

Ungrateful Girl

Saya sering mendengar beberapa percakapan yang menurut saya, mereka yang berbicara seperti itu sangat tidak bersyukur terhadap semua hal baik yang sudah Tuhan berikan kepada mereka.

Sebelumnya, bayangkan ada seorang perempuan yang secara fisik sempurna; rambut panjang dan berkilau, wajahnya cantik, bentuk tubuhnya proposional, dan setiap kali melangkah pasti ada saja lelaki yang meliriknya. Namun setiap kali berbicara, perempuan ini selalu mengeluh dirinya gendut, tidak cantik dan sebagainya.

Mungkin untuk sebagian perempuan (yang 'setipe' dengan perempuan tersebut) akan meresponnya dengan, "Kamu gak gendut kok, aku nih yang gendutan huhuhu" dan mungkin untuk sebagian lelaki beranggapan bahwa perempuan ini menggemaskan dan kemudian memujinya dan kemudian perempuan ini akan selalu mengeluh agar bisa dipuji oleh lelaki dan siklusnya akan begitu terus hingga kiamat tiba.

Kenapa mereka seperti itu? Saya juga masih bertanya-tanya. Apalagi ketika mereka mengeluh mengenai ini di depan orang-orang yang memang aslinya gemuk. Benar-benar manusia yang sangat tidak bersyukur.

Saya gemuk. Berat badan saya 90kg dan tinggi 170cm dan saya biasa saja dengan keadaan fisik saya. Kamu proposional dengan berat badan dibawah 50kg dan tinggi 165-170cm, lalu kamu mengeluh kamu gendut? Jangan bercanda, mbak.

Jujur, saya muak dengan hal ini. Jika kamu ingin dipuji, tidak perlu sampai mengeluh yang tidak masuk akal. Mengeluhlah yang masuk akal atau mengeluhlah di depan orang-orang yang setipe dengan anda, mbak.

Mungkin inilah yang disebut penyakit mental ya. Semoga mereka semua cepat sembuh dari penyakit mental ini. Amin.

PS: Tulisan ini dibuat semata-mata karena saya muak dengan perempuan-perempuan di sekitar saya yang mengeluh mengenai ini melulu di depan saya. Saya lelah mendengarnya. Terima kasih.

Saturday, December 12, 2015

Rain on Cold Winter Days

Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

Perempuan itu masih terbangun. Ia menatap lekat-lekat layar komputernya, lalu mengernyitkan dahinya karena merasa bingung dengan apa yang terlihat di layar komputer tersebut.

"Hampa..."

Kata perempuan itu, pelan.

Tak lama ia bangun dari kursinya yang nyaman. Pergi ke sudut kamar untuk mengambil dan menyalakan iPod warna merah kesayangannya. Ia menshuffle seluruh koleksi lagunya.

Perempuan itu duduk kembali di kursi nyamannya. Menatap layar komputer kembali. Jari-jarinya menari di atas keyboard dengan lincah.

Tiba-tiba terdengar lantunan lagu berjudul Sing For You milik EXO, boyband favorit perempuan tersebut.

I love you a lot but my awkward pride in
Those words “I love you” doesn’t allow me to tell you
Today I will gather all my courage and tell you
So listen to it calmly, I’ll sing for you.

The way you cry, the way you smile, how much it means to me?
The words I wanted to say, the words I missed the chance to say
I will confess
It may be a little awkward, but just listen I’Il sing for you.

So just listen, I’ll sing for you.

Tiba-tiba sekelebat memori mengenai seseorang terulang kembali diingatan perempuan itu.

Bagaimana mereka bertemu.

Bagaimana mereka berinteraksi.

Bagaimana mereka jatuh cinta.

Bagaimana mereka tertawa bersama karena suatu hal sederhana.

Bagaimana mereka bertengkar.

Bagaimana mereka berbaikan.

Bagaimana mereka menghabiskan suatu malam yang dingin.

Bagaimana mereka berpisah.

Perempuan itu mengingatnya. Ia hampir terhanyut dengan memori tersebut hingga perempuan itu lupa bahwa apa yang ia pikirkan sekarang tak bisa ia ulang kembali.

Perempuan itu mengambil smartphonenya dan mengetikkan sebuah kata dan mengirimnya ke seseorang.

Maaf.

Perempuan itu menghela nafas. Ia berpikir ulang tentang rasa yang ada dan berpikir ulang untuk tidak memikirkannya lagi. Ia beranjak dari kursi nyamannya dan berjalan ke arah tempat tidurnya.

Ia berusaha untuk menidurkan raganya, tetapi jiwanya tetap terbangun. Jiwanya menunggu balasan dari permintaan maaf yang dibuatnya beberapa waktu lalu.

Namun jawaban tersebut tak kunjung datang.

Yes, now she's know this heavy rain on cold winter days has come.

EXO - Sing For You (2015)

Friday, December 4, 2015

Remembered

Ruangan itu sunyi.

Terlihat perempuan muda sedang duduk bersandar di kursinya yang nyaman. Kepalanya menghadap ke atas dan wajahnya tertutup oleh telapak tangannya. Dihadapan perempuan itu ada komputer yang menyala, memperlihatkan pekerjaannya yang belum selesai.

Tak lama perempuan itu bangun sambil menggerutu kesal. Ia menyalakan radio yang tak jauh dari tempatnya berada.

Terdengar suara khas penyiar radio yang perempuan itu sukai.

Kemudian terdengar suara ketikan keyboard. Perempuan itu melanjutkan pekerjaannya kembali. Ia mengetik dengan cepat. Terkadang ekspresi wajahnya berubah-ubah seiring dengan kata-kata yang perempuan itu ketikan di komputernya.

Tiba-tiba perempuan itu berhenti mengetik, bersamaan dengan terdengarnya lagu berjudul Growing milik salah satu penyanyi Korea, K.Will.

Sometimes, I forget you and a day passes
Sometimes, I dream about someone who’s not you
But in my heart, your flower keeps growing.

I thought I could bury you in my heart
I thought I’d forget you after a few seasons
But on this street, a flower that resembles you is growing
Once again, a cold spring is coming.

Setetes air mata jatuh di atas keyboard.

Perempuan itu menangis sejadinya saat K.Will menaikan suaranya beberapa oktaf. 

Muncul sekelebat ingatan manis yang perempuan itu rasakan bersama kekasihnya. Pipinya basah. Perempuan itu tak bisa menahan tangisannya. Lalu kemudian muncul kembali ingatan memilukan yang perempuan itu alami bersama kekasihnya.

Perempuan itu berhenti menangis sesaat sebelum lagu itu selesai diputar. Ia mengelap air matanya.

Lalu perempuan itu meneruskan pekerjaannya.

Tak lama ia menangis kembali. Tak tahan dengan apa yang ia rasakan.

Kini ia menangis sejadinya.

She's remembered.


K.Will - Growing (2015)