Sunday, December 20, 2015

Midnight Supper: The Trees and The Wild

Saya ingat betul seminggu sebelum acara ini berlangsung, saat malam yang dingin, salah satu teman saya, Amalia mengirim e-flyer mengenai acara ini. Jujur, saya benar-benar lupa mengenai The Trees and The Wild (TTATW) yang akan main tanggal 19 Desember. Padahal sebelumnya saya sudah melihat jadwal main yang mereka posting awal bulan Desember kemarin. Yah, namanya juga mahasiswi tingkat akhir ya, harus memikirkan revisi seminar yang tidak selesai-selesai.

Karena pada tanggal segitu saya libur, saya langsung cari tahu mengenai acara tersebut. Ternyata acara yang akan digelar di Kopitiam Tan, SCBD ini invitation only. Untungnya pembagian invitation yang diadakan di akun Instagram Kopitiam Tan belum tutup. Langsung deh saya daftar (saya juga menyuruh Amalia untuk ikutan daftar, jaga-jaga bila salah satu dari kami tidak berhasil mendapatkannya :p).

And lucky, I got the invitation. Satu invitation hanya berlaku untuk dua orang saja. Tentu saya mengajak Amalia untuk pergi, tetapi karena tiba-tiba anak kostan ini sakit, akhirnya saya pergi dengan teman saya yang lain, Fitria.

Sebenarnya hari itu saya capek berat karena hanya tidur sebentar dan dari subuh sudah harus pergi untuk ngevolunteer di acara Run For Your Lives Indonesia 2015 dan baru bisa pulang dari Ancol setelah magrib (seharusnya saya belum boleh pulang, tapi demi nonton TTATW, saya memelas untuk pulang duluan :p). Untung PIC saya baik banget. Terima kasih Kak Sandro! (abaikan paragraf ini) :'))

Acara Midnight Supper: The Trees and The Wild baru dimulai pukul 22.30 WIB. Band yang berasal dari Bekasi, Barefood, membuka acara dengan lagu-lagu mereka yang ciamik. Sempat mereka membawakan lagu milik musisi terkenal lainnya. Well, sejujurnya saya dan Fitria yang tadinya sudah nguap-nguap karena ngantuk, jadi semangat lagi setelah lihat salah satu personil Barefood bernama Ditto yang bentuknya geek-lucu-keren gitu. Iya, manusia yang bentuknya kayak gitu emang tipe kita banget. Kyaa!

Barefood. Btw, Ditto yang pakai kaos garis-garis :'))

Sejam kemudian, Barefood menyudahi permainan mereka. Agak gak rela melihat mereka selesai bermain, karena dengan begitu kami harus menyudahi kegiatan menatap Ditto.

By the way, saya agak sebal dengan TTATW karena persiapan panggung mereka lama sekali. Lebih dari 30 menit hanya untuk mengeset ulang panggung, tapi entah mengapa itulah yang saya suka dari TTATW.


Para kru sedang persiapan untuk TTATW

Panggung yang sudah siap diselimuti efek magis dari TTATW

Seperti biasa, Remedy, Tamy, dan Innu berada diposisi depan, sedangkan Andra dan Tyo berada diposisi belakang. Kadang merasa gak adil melihat posisi mereka. Andra itu lebih pendek dan lebih kecil dibandingkan keempat personil lainnya, tapi dia selalu berada diposisi belakang. Kan makin gak kelihatan. :(

Saat rekaman seorang pria dengan suara serak yang berbicara sendiri mulai diputar, saya langsung terdiam untuk menikmati jalannya pertunjukkan magis ini. Ketika rekaman pria tersebut hampir selesai, masuklah seluruh personil TTATW; Remedy dengan botol beernya, Tamy yang selalu terlihat memukau penonton pria, Andra yang selalu terlihat imut karena tinggi badannya, Tyo yang gundul serta tinggi gagah, dan Innu yang selalu bermain drum dengan liar di materi album kedua ini. Mereka langsung bersiap diposisi masing-masing.





Jujur, malam itu saya mengeluarkan kamera hanya untuk sekedar memfoto untuk blog saja (dan hanya merekam saat mereka membawakan lagu Empati Tamako). Karena malam itu saya hanya ingin menikmati permainan mereka, saya jadi lupa setlist mereka, but I found their setlist from this site. Nyiur, Tuah Sebak, Serangan, Angel (Massive Attack cover), Saija, dan Empati Tamako adalah setlist mereka malam itu.



Yang membuat saya jatuh cinta dengan materi album kedua mereka ini adalah permainan drum Innu yang benar-benar merasuk. Sempat saya menonton TTATW di Focal Point, Bandung dan dari lagu pertama hingga lagu terakhir, saya cuma fokus lihat Innu main drum macam orang yang sedang kerasukan (sampai saya hapal bagaimana mimik wajahnya Innu saat sedang bermain drum). Sayang saat menonton mereka malam itu, saya berada di sebelah kiri panggung (kalau dari depan panggung, posisi Innu berada di kanan panggung) dan tentu saja saya tidak bisa melihat Innu dengan jelas karena terhalang oleh para pria yang tingginya melebihi saya.

TTATW - Empati Tamako

Pertunjukkan berdurasi satu setengah jam itu merupakan pertunjukkan magis dari The Trees and The Wild yang menutup tahun 2015 dengan sangat baik.

Terima kasih telah memberikan saya (serta penikmat musik TTATW lainnya) pengalaman menonton terbaik yang selalu membuat kami ingin lagi, lagi, dan lagi menonton pertunjukkan magis kalian. Terima kasih karena pertunjukkan magis kalian kali ini merupakan kado terbaik untuk saya tahun ini (fyi, tanggal 21 nanti saya berulang tahun ke 21 tahun).

Sampai jumpa di pertunjukkan magis kalian selanjutnya di tahun 2016!

No comments:

Post a Comment