Saturday, November 19, 2016

The Trees & The Wild: I'll Believe In Anything Tour Jakarta

The Trees and The Wild: I'll Believe In Anything Tour
(ki-ka) Andra, Innu, Tyo, Remedy, dan Tamy.
Pic from here.

Ada kabar gembira! 
Band favorit asal Bekasi yang belum lama ini mengeluarkan album kedua setelah 7 tahun hiatus akan mengadakan konser tunggal!

The Trees and The Wild (atau Trees & Wild, disingkat TTATW) akan mengadakan konser tunggal bertajuk I'll Believe In Anything Tour bekerjasama dengan Institut Français d'Indonésie (IFI) di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Tour ini diadakan dalam rangka rilisnya album Zaman, Zaman pada September lalu.

Harga tiket tournya pun bisa dibilang 'memuaskan' kok. Dengan HTM 120 ribu rupiah, kalian akan dapat satu album Zaman, Zaman dalam bentuk kaset. Iya, kaset! Kabarnya kaset ini hanya diproduksi untuk acara I'll Believe In Anything Tour aja. Super eksklusif!

Awalnya pihak SRM Band Management hanya mengadakan satu kali show di IFI Jakarta. Waktu show bertambah seiring dengan meningkatnya antusias penikmat musik The Trees and The Wild. Ada early show mulai pukul 14.00 - 16.00 WIB dan late show mulai pukul 16.00 - 18.00 WIB. Saya tetap menonton mereka saat late show. Maklum suka bangun siang, jadi tak akan sempat untuk nonton early show.


The Trees and The Wild's I'll Believe In Anything Tour.
Foto oleh Thea Arbar.

Antrian penonton late show sudah mengular dari pukul 15.20 WIB. Tetapi penonton early show baru keluar pukul 16.20 WIB, dan penonton late show baru bisa masuk ke auditorium pukul 16.30 WIB. Beruntung saya dapat tempat duduk dengan view yang ciamik, sehingga kelima personelnya terlihat dengan jelas dari atas panggung.

Opening act dibuka oleh Rangkai, duo yang baru berdiri selama 4 bulan. Saya lupa kedua nama personelnya karena terlalu fokus dengan 4 buah lagu yang mereka bawakan. Musik mereka enak didengar karena ada berbagai macam alat musik yang digunakan oleh mereka, salah satunya pianika dan harmonika. Mereka juga sangat interaktif dengan para penonton.


Rangkai membuka I'll Believe In Anything Tour.
Foto oleh Thea Arbar.

Setelah itu masuklah kelima personel The Trees and The Wild. Kali ini tanpa membawa botol/kaleng beer, dan hari ini Remedy (vocal) tampil rapi dengan mengenakan kemeja warna hitam. Saya kaget karena biasanya Remedy selalu mengenakan kaos seperti ketiga personel pria lainnya.

Ya, inilah yang saya tunggu-tunggu. Untuk memanaskan penjuru auditorium, tanpa basa-basi, band yang terbentuk tahun 2005 ini langsung membawakan Monumen disusul dengan Zaman, Zaman.

Saat auditorium mulai memanas oleh dua lagu tersebut, band yang beranggotakan lima orang ini membawakan lagu yang bertempo sedikit pelan, Srangan dan memanas kembali saat Tuah/Sebak dilantunkan.

Tiba-tiba kejutan dilancarkan setelah mereka membawakan Tuah/Sebak, REMEDY BERBICARA KEPADA PENONTON setelah roadman TTATW, Mas David membisikan sesuatu ke telinganya. Remedy berkata bahwa mixer mereka ngehang. Mereka perlu waktu 15 menit untuk mereset ulang mixer tersebut.

Ada alasan mengapa saya kaget mendengar Remedy berbicara kepada penonton ditengah-tengah show. Percaya atau tidak, selama ini mereka selalu membabat habis setlist sampai akhir TANPA PERNAH SEKALIPUN berbicara dengan penonton. Ini merupakan peristiwa yang langka!


The Trees and The Wild's I'll Believe In Anything Tour.
(ki-ka) Remedy, Andra, Tamy, Tyo, dan Innu.
Foto oleh Thea Arbar.

Dalam kurun waktu tersebut, Remedy mengajak keempat personel lainnya untuk membawakan Our Roots, salah satu lagu dalam album pertama mereka, Rasuk. Koor kegirangan penonton pecah. Saya merinding sendiri.

Selesai Our Roots dilantunkan, naik kembali Mas David ke atas panggung, membisikan sesuatu ke telinga Remedy. Setelah itu Remedy berinteraksi kembali ke penonton menanyakan lagu apa yang mau dibawakan selanjutnya. Saya berteriak "Irish Girl!" beberapa kali, tetapi kebanyakan penonton berteriak "Kata!" atau "Malino!".

Melodi Kata terdengar. Ah pupus harapan saya melihat mereka membawakan track favorit saya dari album Rasuk, Irish GirlTanpa jeda, band asal Bekasi ini langsung membawakan Saija. Sepertinya mixer mereka sudah berfungsi sebagaimana seharusnya.

Saija remuk, dan dia kan sadar yang tak diam dengannya hanya waktu.

Dilanjutkan dengan track favorit saya, Empati Tamako

Mereka akan berkata, kesedihanmu akan pergi terhempas angin selatan yang penuh debu, terbawa sampai ufuk timur terjauh.
Dan kau akan terdiam. Bertanya dalam hati kapan ini ‘kan berakhir dan terbawa sampai ufuk timur terjauh.
Dan kau pernah melangkahkan kaki dan sejengkal sadar dan melantunkan, "Terang yang kau dambakan, hilanglah semua yang kau tanya".

Empati Tamako menjadi penutup I'll Believe In Anything Tour di IFI Jakarta. Saya sempat kecewa karena Nyiur tidak dibawakan. Tetapi semua kekecewaan itu hilang tatkala saya dapat mewawancarai Remedy, Andra, dan Tyo secara eksklusif!


Bukan tanpa sebab saya ingin mewawancarai mereka. Saya sempat kecewa karena tidak bisa merekam saat mereka beraksi. Hasil foto pun tidak terlalu oke, jadi kenapa enggak mencoba mewawancarai mereka. Yah, mencoba lebih baik dari pada tidak mencoba sama sekali.

Sebelum acara selesai, saya sempat menghubungi Mas David, menanyakan apakah saya dapat mewawancarai mereka. Tetapi pesan tersebut tak sampai ke Mas David, dan setelah pesannya terkirim, ia tak merespon karena sibuk berbenah alat-alat. Eh, saya pernah bilang gak sih kalau beberapa waktu lalu saya sempat jadi Liaison Officer (LO) TTATW di Freedom Fest 2016? Itulah alasan saya punya kontak Mas David. Hehehe.

Karena tak kunjung mendapat balasan dari Mas David, akhirnya saya memberanikan diri meminta wawancara kepada Remedy yang sedang berada di lobby bersama pasangannya. Awalnya Remedy menolak, enggan diwawancara karena malu. Karena Remedy menolak, tanpa sadar saya mengeluarkan jurus retorika yang sudah diajarkan oleh dosen dan senior saya.


Ceritanya lagi opening video wawancara.
(ki-ka) saya, Remedy, Tyo, dan Andra.
Foto oleh Alita.

Akhirnya Remedy mau diwawancara bersama Tyo (bass) yang saat itu mau melipir pulang. Kita sempat tiga kali pindah spot untuk wawancara atas permintaan Remedy. Akhirnya spot wawancara jatuh di samping panggung. Saya mewawancarai Remedy, Tyo, dan Andra (gitar) yang kebetulan ada di dalam auditorium. Dua personel lainnya, Tamy (vocal) dan Innu (drum) sudah pulang duluan dari venue.


Wawancara tersebut direkam oleh Alita Dantrie, admin fanbase TTATW yang baru saya kenal beberapa saat lalu.

Andra dan Remedy saat diwawancara.
Foto oleh Alita.

Wawancara dan ngobrol santai itu memakan waktu setengah jam lebih! Satu hal yang mau saya kasih tau ke kalian, w
alaupun di atas panggung mereka terlihat gelap, garang dan misterius, tetapi aslinya mereka ini very nice person! Super ramah!

Padahal awalnya saya bilang hanya akan mengajukan 3 pertanyaan, tapi kemudian bertambah menjadi 13 pertanyaan (termasuk pertanyaan dari Alita). Tetapi mereka tidak terlihat terbebani, malah asik banget menjawab pertanyaan-pertanyaan spontan (yang terdengar aneh dan tak berkualitas) dari saya.

Remedy, yang pada awalnya menolak dan malu diwawancara, malah ketagihan. Akhirnya wawancara dilanjutkan dengan hanya merekam suara mereka saja.


After interview.
(ki-ka) Andra, Tyo, saya, dan Remedy.
Foto oleh Alita.

By the way, kalau kamu mau tau alasan kenapa Remedy pakai kemeja, arti nama Zaman, Zaman, dress code hitam-hitam setiap manggung, apakah benar mixernya ngehang, dan alasan mereka membuat I'll Believe In Anything Tour, stay tuned di channel YouTube saya!

Akhir kata, terima kasih dan sampai jumpa di gigs selanjutnya!

2 comments: