Sunday, November 2, 2014

My First Experience: Two Weeks

Halo! Sudah lama sekali ya gue gak ngeblog. ALMOST EIGHT MONTHS NO BLOGPOST! Meeen... calon jurnalis satu ini benar-benar gak produktif banget deh. Hahaha.

Sekarang gue lagi meliburkan otak karena kemarin baru selesai mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS). Asli, semester ini gue benar-benar harus menaikan IPK. Kudu lulus dengan IPK 3,5. Ini semua demi obsesi gue untuk dapat beasiswa. Yap! Insya Allah gue akan melanjutkan studi gue ke jenjang selanjutnya, S2. Hehehe.

By the way, tanggal 20 Oktober 2014 kemarin, gue mengalami kecelakaan 'terparah' dalam sejarah: gue nabrak mobil. IYA GUE NABRAK MOBIL! Kejadian ini terjadi di daerah Beji, Kota Depok pukul 07.40-an. Saat itu kondisi gue pusing banget dan ngantuk akibat baru selesai ngerjain tugas Penulisan Pendapat sekitar pukul 03.00 dinihari. Dari sini perasaan gue udah gak enak.

Sempat tidur dua jam, gue bangun dan siap-siap berangkat ke kampus. Sialnya ban belakang si Mamoot (nama motor kesayangan) bocor. Yakin bakal telat kalau melipir ke tukang tambal ban, akhirnya gue putuskan untuk pinjam motor Abang. Dan tumben banget Abang pinjemin motornya ke gue (biasanya pelit).

After that, shit moment happening in my morning. Kedua lutut gue luka hingga bikin jeans gue berlumuran darah. Dada gue sakit. Lengan sebelah kiri kayak mati rasa. Ah... Damn!

Mobil yang gue tabrak itu merek Toyota Innova. Si supir bernama Roib langsung minta ganti rugi. Karena gak punya uang (di dompet cuma ada selembar 50 ribu), gue kasih nomer telpon dan fotokopi KTP. Gue minta dia untuk hubungin gue lagi.

Siangnya Roib sms gue, "Mba Fathanah, harga bemper mobilnya gak taunya mahal banget 2.350.000. Gimana ya Mba?". SYOK! MAHAL BANGET! Gue langsung kasih tau Nyokap dan beliau bilang untuk gak jawab sms itu, biar Bokap yang ngatasin. Gue patuh. Beberapa telpon dari Roib gak gue angkat.

Terus besoknya gue baru tau ternyata mobil yang gue tabrak itu mobil kantor dan ada asuransinya. Lah, ini sih jatuhnya si Roib mau menipu. Kata Nyokap, Bokap telpon kantornya langsung dan setelah omongan panjang lebar, akhirnya Bokap transfer 500 ribu untuk si Roib (uang buat ngegantiin rasa syoknya si Roib akibat kecelakaan itu).

Akibat dari kejadian itu, Nyokap dan Bokap harus keluar uang sekitar 2 jutaan: ganti semua bagian depan motor Abang sebesar 1,5 jt dan bayar si Roib sebesar 500 ribu.

Best part: gue masih hidup dan gak meninggal dalam kecelakaan itu.
Bad part: gue trauma dan setelah itu gue milih untuk naik angkutan umum kalau mau ke kampus.

Lalu kesibukan gue di bulan Agustus yang lalu adalah ngurusin acara 17an. Untuk kedua kalinya gue jadi ketua panitia 17an. Gue senang dipercaya lagi tapi gue gak senang dengan sebagian anggota panitia yang masih bersikap 'masa bodo' terhadap job masing-masing. Dan yang parah, kalau gak di-sms-in atau disamperin satu-satu, mereka tidak akan datang rapat. Benar-benar nyusahin.

And I have good news and bad news at the same time. Setelah dua puluh tahun melajang, akhirnya gue punya kekasih! Dia adalah senior gue di Himpunan Mahasiswa. Kita dekat karena sama-sama di divisi Radio. Obrolan kita nyambung dan dia salah satu teman curhat gue. Hehehe.

Lebaran di hari Senin, 28 Juli 2014 pukul 11.06 WIB, dia menyatakan perasaannya via BBM. Sebelumnya dia enggan menyatakan perasaannya via BBM, gak gentleman katanya. Tapi karena dia buat gue penasaran, jadinya gue tanya terus apa yang mau dia omongin.

Jreeeng! Rasanya campur aduk macam lagi makan permen Nano-Nano. Gue senang tapi ada rasa 'mengganjal'. Dia teman gue dan sebenarnya (entah kenapa) gue gak bisa kalau hubungan pertemanan berubah menjadi hubungan romantis. Tetapi karena ingin mencoba, akhirnya gue terima dia dan kita pacaran. 

Malam minggu pertama (dan pertemuan pertama setelah jadian), kita berdua ngobrol-ngobrol di J.Co Margo City, Depok. Waktu itu dia jaim abis! Dulu waktu masih jadi teman, dia gak kayak gitu. Asli awkward banget!

Beberapa hari setelah pertemuan itu, gue merasa tidak nyaman sama dia. Gue pikir ini efek dari baru-pertama-kali-pacaran. Tapi ternyata rasa tidak nyaman itu makin besar dan bikin gue bingung sendiri. Gue ingat dia bilang kita harus saling jujur.

Minggu, 10 Agustus 2014, gue bilang sama dia kalau gue merasa gak nyaman dan setelah chit-chat panjang lebar, akhirnya kami putus. Awalnya dia seperti tidak rela tapi akhirnya dia menghargai keputusan gue dan menerimanya.

My first experience of love, only lasted two weeks!

Setelah itu sih kami masih berteman baik. Dia juga sempat menjenguk gue setelah peristiwa kecelaakan itu. Hahaha.

PS: Terima kasih atas waktu dua minggunya ya! Semoga kamu bisa dapat pasangan yang lebih baik daripada aku. Semoga gue bisa rajin ngeblog lagi dan mohon maaf bilamana ada kesalahan penulisan kata dalam bahasa Inggris (soalnya gue lagi belajar bahasa Inggris (lagi)). Amin!

No comments:

Post a Comment