Friday, December 27, 2019

Is this love?

Siang itu, saya dan beberapa kolega perempuan berniat turun ke bawah untuk makan di kantin. Kami masuk ke dalam lift setengah penuh. Saat itu saya tidak memiliki ekspektasi apa-apa.

Saat itu pintu lift terbuka di lantai 3, saya langsung terperajat tatkala melihat dia, salah satu kolega pria yang menarik, berdiri di depan pintu lift.

Mata kami bertemu, namun beberapa detik kemudian saya langsung menunduk sambil mundur sedikit untuk memberikan ruang agar dia bisa masuk ke dalam lift.

Saya melihatnya kembali, dan ia menggerakan alisnya tanda menyapa saya. Namun dengan bodohnya, saya malah kembali menunduk karena malu.

Kalau kami hanya berdua di lift, mungkin keadaanya akan seperti ini ðŸĪŠ

Kala itu lift jadi lumayan penuh, namun tidak desak-desakan. Ia terlihat agak repot karena membawa tripod dan kamera video. Salah satu kolega saya menyolek dia, bertanya "Mau kemana?"

Kurang lebih dia jawab, sambil tersenyum manis, "Biasa lah Mbak, liputan."

Sejak saat itu, hati saya deg-degan tidak karuan. Rasanya panas. Semenit, dua menit, hingga sejam kemudian hati saya masih deg-degan, seakan enggan berhenti. Rasanya saya mau menangis karena hati ini tiba-tiba enggak karuan.

Bekal yang saya bawa pun tidak habis, saya benar-benar tidak nafsu untuk makan, ataupun bekerja. Salah satu kolega saya sampai heran kenapa saya tidak menghabiskan bekal tersebut, tidak seperti biasanya.

Ini ada apa sih? Akhirnya saya mencari tahu mengenai hal ini. Kalau menurut sebuah artikel, ini tandanya saya sedang jatuh cinta. MASA IYA?!?! 😭

Kok saya jadi jatuh cinta beneran sih??? Saya kan niatnya cuma suka gitu-gitu aja karena orangnya manis, bukan buat beneran jatuh cinta! Haduuuh!

Guna meyakinkan diri sendiri, saya langsung kirim pesan WhatsApp ke salah satu kawan saya yang super gesrek aka Umire.

"Ya beneran suka hahaha," ujar Umire.

No no no! Gak mau! Saya enggak mau jatuh cinta lagi! 😭😭😭

Umire menyarankan saya untuk berdiskusi dengan kawan saya lainnya bernama Putri, yang katanya udah profesional dalam hal receh begini. Saya langsung kirim pesan WA, meminta Putri untuk datang ke tempat nongkrong lebih cepat dari biasanya setelah jam pulang kantor.

Ketika bertemu dengan Putri di tempat nongkrong, saya mengambil nafas dalam-dalam dan langsung menceritakan duduk perkaranya. Selain Putri, ada kawan saya yang lain di sana, Dhani yang juga mendengarkan kisah picisan ini.

Dengan cepat Putri langsung menyimpulkan kalau saya memang benar-benar jatuh cinta dengan kolega saya tersebut. Mereka tertawa dengar kisah ini, kapan lagi lihat perempuan berusia 25 tahun bilang jatuh cinta beneran macam ABG. 😓

Alasan saya tidak mau jatuh cinta lagi karena jatuh cinta beneran seperti ini sama saja 'membunuh' saya. Roman picisan yang endingnya sudah jelas kalau rasa suka saya tidak akan diterima dengan baik.

Kok bisa yakin? Ya karena dulu kan juga sempat kejadian seperti ini, waktu saya suka dengan cinta pertama selama 9 tahun. Takut deh saya, sumpah.

Putri bilang, memang saya enggak bisa mengatur perasaan saya, tapi setidaknya saya bisa mengurangi rasa suka saya dengannya.

Ia memberi saya saran untuk tidak menghiraukannya. Saya cukup bersyukur, walaupun berada di satu perusahaan yang sama, kami berbeda divisi, juga berbeda ruang dan laintai. Jadi setidaknya saya tidak akan bertemu dengannya setiap hari.

Jujur, ini pengalaman yang cukup lucu sih karena tahu-tahu suka bisa suka sama orang yang bahkan jarang berkomunikasi hahaha 😅

No comments:

Post a Comment