Sunday, February 16, 2014

Mimpi itu... [part 4]

Tanteku mengatakan bahwa ada tetangga baru kita yang kenal dengan aku. Namanya Irvani. Umurnya lebih tua 6 tahun dari aku. Aku kaget.

Untuk keempat kalinya saya mimpi seperti ini. Ya Tuhan. Berhentilah membuat mimpi seperti ini. Sekali lagi, saya capek.

Hari ini saya mimpiin seseorang yang dulu pernah dekat sama saya. Kalau kamu follow akun twitter saya, kamu pasti tau siapa orangnya. Ya kalau follow dan perhatiin ya, kalau enggak sih, yaudah.

Aku baru lulus SMA. Hari ini aku dan tanteku akan pindah ke kontrakan di daerah Jakarta Barat. Semua ini dilakukan agar aku gak perlu capek-capek pulang pergi Depok - Jakarta Barat - Jakarta Barat - Depok saat kuliah nanti. Yap! Aku kuliah di sebuah universitas di Jakarta Barat (tapi saya gak tau universitas mana).

Aku senang bisa tinggal di daerah yang baru. Aku orang yang polos, belum pernah keluar dari daerah Depok (padahal mah aslinya enggak). Walaupun kontrakan aku tidak terlalu bagus dan terletak di perkampungan, aku gak perduli. Aku senang karena bisa tinggal dengan tanteku (ceritanya disini saya anak yatim-piatu yang tinggal dengan tante - adik kandung Mamak saya).

Suatu hari, saat aku baru pulang dari kampus, tanteku mengatakan bahwa ada tetangga baru kita yang kenal dengan aku. Namanya Irvani. Umurnya lebih tua 6 tahun dari aku. Aku kaget. Namanya familiar tapi aku gak kenal siapa dia.

Tanteku sempat tanya apakah dia pacarku. Kubilang bukan. Kenal juga enggak. Tanteku sempat menyayangkan karena fisiknya oke, wajahnya bersih dan terlihat seperti pria baik-baik (yang ini mungkin mengada-ada, soalnya saya gak tau aslinya kayak gimana, saya belum pernah ketemu langsung sama dia - ah namanya juga mimpi).

Beberapa hari setelahnya, saat aku sedang berada di warung untuk membeli beberapa snack, ada pria yang tiba-tiba mendekati aku. Suaranya berat.

"Halo, Thea. Kamu gak kangen sama saya?"

Aku cuma bingung dan ketakukan. Jangan-jangan aku mau diculik lagi! Kangen apa sih?! Kita aja baru ketemu!

Aku langsung cepat-cepat membayar belanjaan dan pergi dari warung itu secepatnya. Tapi ternyata pria itu mengikuti aku. Aku mulai ketakutan. Keringat dingin mengucur dari dahiku. Sumpah... Ini hal yang paling menakutkan yang pernah aku alami.

Saat sampai di gang kecil, pria itu menarik tanganku. Aku yang sudah mencapai batas limit ketakutan, berteriak minta tolong sambil menangis, namun dengan cepat pria itu membekap mulut aku. Ia akan melepaskannya kalau aku berhenti berteriak. Aku cuma mengangguk ketakutan.

"Kamu gak perlu kayak gitu. Saya bukan orang jahat. Kamu yang jahat karena melupakan saya."

Aku cuma bengong. Gak paham apa yang dia katakan. Setelah itu dia mengajakku ke taman kota untuk menceritakan semuanya.

Kami adalah reinkarnasi dari sepasang kekasih yang bunuh diri bersama karena tidak direstui oleh kedua orang tua kami. Kami berjanji akan bertemu di kehidupan selanjutnya. Namun aku lupa akan janji itu. Namun si pria ini tidak lupa akan janji kami.

Di kehidupan yang lalu dan di kehidupan sekarang, nama kami tidak berubah, makanya si pria ini tetap mengenali aku.

Dan sebelum saya tau endingnya kayak gimana, Mamak saya membangunkan saya. Katanya si Mamak mau pergi dan saya disuruh jaga rumah. Yailah, Mak. Jadi kepotong kan mimpinya.

Ini mimpi yang paling absurd menurut saya. Astaga. Semoga tuh orang gak baca postingan ini. Kalau dia baca, mungkin dia bakal ngakak se-ngakak-ngakaknya. Saya aja ngakak pas nginget-nginget mimpi tadi. Hahaha...

No comments:

Post a Comment