Wednesday, June 1, 2011

A Letter to My First Love

Hai, Van. Apa kabar?

To the point aja ya.

Sebenarnya gue suka sama lo. Gue suka sama lo dari kelas 4 SD. Yah, gue juga gak ngerti kenapa waktu SD gue tertarik sama lo. Tapi semenjak masuk SMP gue makin gak bisa lupain lo. Gue juga bingung. Dan sampai sekarang gue masih suka sama lo.


Gue bilang karena gue gak mau terlalu lama menyukai lo. Cukup sampai 8 tahun aja gue suka sama lo. Gue gak mau lebih karena capek harus suka sama orang yang belum tentu suka sama gue.


Eh, tapi bukan berarti gue 'nembak' lo ya. Gue cuma ngungkapin perasaan suka gue aja ke lo. Terima kasih banyak ya, Van. Lo udah bikin hidup gue selama 8 tahun terakhir ini bahagia.

Maaf ya kalo salah-salah kata. Kalo lo gak suka, gue minta maaf ya. Boleh dijawab boleh juga dihapus. Terima kasih ya, Van.

***

Ivan adalah cinta pertama saya. Saya menyukai dia selama 8 tahun. Saya menyukai dia dari kelas 4 Sekolah Dasar. Saya bingung kenapa ada gadis kecil yang tertarik dengan lawan jenisnya, yang jatuh cinta karena sifat dan kelakuannya bukan wajahnya.

Gadis kecil itu adalah saya.

Saat duduk dibangku sekolah dasar, saya tidak ingat wajahnya. Saya lupa sama sekali, tapi saya ingat betul semua tentang dia. Saat di Sekolah Dasar, dia pernah sakit DBD dan harus dirawat di rumah sakit. Saat kepulangannya dari rumah sakit, saya beserta teman-teman sekelas menjenguknya di rumahnya. Awalnya ia tampak lemas, namun saat melihat kami ia langsung tersenyum.

Saya yang waktu itu masih kecil, dan tidak merasakan apa-apa saat perpisahan sekolah dasar. Tidak merasakan akan kehilangan dia, dan benar saja, saya satu sekolah (lagi) dengan dia.

Sekolah menengah pertama, dimana cinta saya untuk dia makin kuat. Saya selalu melihatnya dari jauh. Saya adalah orang yang jatuh cinta diam-diam. Tidak berani mendekat. Takut dia ilfeel sama saya. Kami satu sekolah namun berbeda kelas.

Saat kelas 8 SMP, saya sekelas dengan dia. Senang sekaligus malu. Lalu kami juga satu kelompok di mata pelajaran Tata Boga. Jujur, saya senang sekali. Selama 1 tahun saya sekelas dengannya.

Naik ke kelas 9, kami makin jauh. Kami berbeda kelas. Butuh melewati tiga kelas untuk menuju ke kelasnya. Tidak! Saya harus sering-sering melihatnya agar tidak galau terus-menerus!

Selama kelas 9 SMP, Saya selalu datang paling pagi hanya untuk melihatnya datang ke sekolah. Dari lantai tiga gedung C, saya selalu memandangnya. Dari dia masuk gerbang sampai ia naik ke atas, pandangan saya tidak pernah luput dari dirinya.

Perpisahan kelas 9 SMP, kami berpisah. Kami berbeda sekolah. Dia pergi ke SMA Negeri sedangkan saya pergi ke SMA Swasta. Perpisahan ini memang menyakitkan, tapi mau bagaimana lagi. Inilah hidup, harus dijalani.

***

03 Febuari 2011 pukul 16.55
Pada akhirnya saya menyatakan perasaan saya kepada dia. Takut... Deg-degan... Bingung...

03 Febuari 2011 pukul 19.58
"Sorry nih gue gak bisa jawab apa-apa."

Akhirnya rasa suka selama 8 tahun ini berakhir hanya dalam hitungan jam. 

No comments:

Post a Comment